Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Nasional

Presiden: Jangan Mau Dipecah-belah oleh Politisi

Foto : ANTARA/Dedhez Anggara

Bagikan Sertifikat - Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat penyerahan sertifikat tanah kepada warga di Kuningan, Jawa Barat, Jumat (25/5). Presiden membagikan sebanyak 2.000 sertifikat untuk masyarakat di Kuningan

A   A   A   Pengaturan Font

Kuningan - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan semua lapisan masyarakat agar jangan sampai terjadi gesekan antarsuku dan antaragama, apalagi hanya gara- gara pemilihan kepala daerah atau pemilihan presiden.

"Itu pesta demokrasi hanya setiap lima tahun sekali, jangan sampai memecah kita, memecah-belah kita," tutur Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat, di GOR (Gelanggang Olahraga) Ewangga, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Jumat (25/5) siang.

Acara penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat itu dihadiri oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala BPN Sofyan Djalil, dan Anggota Wantimpres Agum Gumelar.

Presiden menambahkan, jangan sampai masyarakat dikompor- kompori atau dipanas- panasi oleh para politisi sehingga tidak saling menyapa antartetangga dan antarkampung.

"Saya mengajak kita membangun persaudaraan kita, ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah karena kita adalah saudara sebangsa dan setanah air," ucap Presiden Jokowi.

Presiden menegaskan bahwa Indonesia adalah negara besar yang berpenduduk 263 juta jiwa, hidup tersebar di 17.000 pulau, lebih besar dari Singapura yang hanya berpenduduk lima juta jiwa dan Malaysia 24 juta jiwa.

Indonesia dianugerahi Allah perbedaan, kemajemukan, dan keragaman. "Kita memiliki 714 suku. Di Singapura itu hanya empat suku, Indonesia 714 suku, Jangan sampai kita pecah garagara urusan pesta demokrasi setiap lima tahun sekali.

Rugi besar kita, rugi besar," tutur Presiden. Menurut Kepala Negara, banyak fitnah yang ada dalam pemilihan bupati, wali kota, gubernur, dan presiden.

Ia merasakan hal tersebut ketika dalam pilpres lalu dirinya difitnah PKI. "Saya diam saja karena logikanya enggak masuk. PKI itu dibubarkan tahun '65, saya lahir tahun '61.

Masa ada PKI umur 4 tahun, PKI balita," ungkap Kepala Negara. Namun, lanjut Presiden Jokowi, ada yang mempercayai fitnah tersebut dan ada juga yang membuat gambar dirinya berjejer dengan DN Aidit saat Ketua PKI tersebut berpidato di tahun 1955.

"Saya lahir saja belum, saya sudah jejer di situ coba," kata Presiden Jokowi seraya mengeluhkan betapa jahatnya politik itu.

Bangun Bendungan

Dalam kunjungan kerjanya ke Kuningan itu, Presiden menyempatkan diri meninjau pembangunan Bendungan Kuningan, di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum.

Presiden optimistis pembangunan 8 (delapan) waduk di beberapa daerah di Tanah Air akan selesai tahun ini, termasuk di antaranya adalah Bendungan Kuningan.

"Satu per satu akan selesai. Misalnya, tahun yang lalu Raknamo. Tahun ini mungkin delapan waduk lagi akan selesai, termasuk di dalamnya Waduk Kuningan hari ini.

Tahun depan akan selesai lagi," kata Presiden Jokowi. Mengenai Bendungan Kuningan sendiri, Presiden Jokowi menjelaskan bendungan dengan luas 221 hektare ini membendung Sungai Cikaro, anak Sungai Cisanggarung.

Diharapkan dari Bendungan Kuningan ini nantinya bisa mengairi 3.000 hektare sawah, dan juga akan menjadi air baku untuk kurang lebih 300 liter per detik (untuk 300.000 KK), baik di Kuningan dan daerah di bawahnya seperti Brebes.

"Waduk ini waduk besar, memang belum kelihatan. Nanti kalau airnya sudah masuk akan kelihatan, ini akan menampung 25 juta meter kubik air sehingga bisa mengairi sawah tadi yang saya sampaikan," ujar Presiden Jokowi. Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top