Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
KTT G20 I RI Perlu Benahi Fundamental untuk Bangun Ekonomi Inklusif

Presiden: Dunia Perlu Transformasi Pascapandemi

Foto : Foto: Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

» Geliat pemulihan ekonomi tidak boleh lagi mengabaikan perlindungan terhadap lingkungan.

» Potensi ekonomi hijau sangat besar karena terdapat peluang bisnis sebesar 10,1 triliun dollar AS.

BOGOR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara G20 menyebutkan bahwa dunia memerlukan sebuah transformasi besar-besaran pascapandemi Covid-19 yang memberikan pelajaran berharga bagi seluruh negara di dunia.

"Hal ini bisa diwujudkan jika terdapat visi besar, aksi besar, dan perubahan besar. Big vision, big action, and big transformation," kata Presiden dalam KTT yang mengangkat tema Membangun Masa Depan yang Inklusif, Berkelanjutan, dan Tangguh.

Saat ini, kata Kepala Negara, merupakan waktu bagi semua negara untuk melakukan introspeksi, bukan hanya agar pulih dari krisis kesehatan dan ekonomi, namun bangkit dan tumbuh lebih kokoh.

Untuk pulih dari pandemi tersebut hanya bisa diwujudkan jika terdapat visi, aksi, dan perubahan besar.

Bagi Indonesia, pascapandemi ingin membangun ekonomi yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan tangguh sehingga mutlak melakukan pembenahan fundamental. "Indonesia juga ingin melakukan transformasi besar. Menjadi komitmen Indonesia untuk menuju ekonomi lebih hijau dan berkelanjutan. Geliat pemulihan ekonomi tidak boleh lagi mengabaikan perlindungan terhadap lingkungan," jelasnya.

Kepala Negara menegaskan, saat ini merupakan momentum untuk mendorong ekonomi hijau. Apalagi, World Economic Forum menyebut bahwa potensi ekonomi hijau sangat besar, di mana terdapat peluang bisnis sebesar 10,1 triliun dollar AS dan 395 juta lapangan pekerjaan baru hingga 2030.

Berbagai terobosan di Indonesia, jelas Jokowi, telah dilakukan, antara lain memanfaatkan biodiesel B-30, menguji coba green diesel D100. Selain itu, juga telah memasang ratusan ribu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di sektor rumah tangga.

"Proyek ini akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru sekaligus berkontribusi pada pengembangan energi masa depan," kata Jokowi.

Di samping itu, Undang-Undang Cipta Kerja yang baru disahkan parlemen juga memberikan kepastian terkait persyaratan izin lingkungan, analisis dampak lingkungan, dan pembentukan dana rehabilitasi lingkungan.

"Undang-Undang ini juga memberikan perlindungan bagi hutan tropis, sebagai benteng pertahanan terhadap perubahan iklim. Ini adalah komitmen Indonesia," tegasnya.

Sebelumnya, pada pertemuan sesi pertama yang berlangsung Sabtu (21/11), Presiden mendorong negara-negara G20 untuk memberikan perhatian bagi akses terhadap vaksin virus Covid-19 yang harus dibuka kepada semua negara.

Menurut Presiden, pemulihan ekonomi dunia tidak akan dapat dilakukan apabila pemulihan kesehatan dunia tidak tercapai, yang salah satunya diupayakan melalui vaksinasi.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut, antara lain Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Sherpa G-20 Indonesia Rizal Affandi Lukman.

Tuan Rumah

Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, mengatakan Indonesia akan memegang Presidensi atau menjadi tuan rumah KTT G20 pada tahun 2022.

Menlu menyampaikan, semula Presidensi Indonesia untuk KTT G20 adalah pada tahun 2023. Sementara itu, Presidensi KTT G20 tahun 2022 dipegang India. Namun mengingat pada 2023 Indonesia juga akan menjadi ketua Asean, maka Indonesia melakukan pembahasan dengan India.

"Kebetulan India juga memiliki usulan untuk dapat memegang Presidensi G20 pada tahun 2023," kata Menlu.

Dengan demikian, Indonesia bertukar waktu menjadi ketua KTT G20 dengan India. Dia menyampaikan dengan waktu Presidensi Indonesia di G20 pada tahun 2022, maka mulai 2021, Indonesia sudah akan masuk menjadi bagian dari Troika G20.

Rangkaian KTT G20 tahun 2020 yang berlangsung di Kota Riyadh, Arab Saudi, akan diakhiri dengan seremoni penutupan yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo beserta para kepala negara atau pemerintahan negara-negara G20 lainnya. n ers/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top