Presiden: Butuh Pemikiran Cerdik Hadapi Krisis
JOKO WIDODO Presiden RI - Ternyata betul, kalau lockdown mungkin kita bisa minus 17 persen.
Presiden menjelaskan kalau bekerja untuk saat ini tidak bisa yang makro saja, tetapi harus ditambah mikro. "Kalau mikro juga belum dapat, ya harus makro, mikro, ya detail, fokus, ketemu nanti, satu per satu (caranya-red) karena sekali lagi keadaan sangat tidak normal," tambah Presiden.
Dunia, papar Kepala Negara, berubah sangat luar biasa terutama setelah pandemi. Indonesia beruntung saat itu awal-awal pandemi Indonesia tidak lockdown atau penguncian wilayah.
"Saya tidak bisa memperkirakan kalau pemerintah memutuskan untuk lockdown saat awal pandemi. Ekonomi kita akan seperti apa? Berakibat sosial politik seperti apa? Karena awal-awal (pandemi) hampir mungkin 70 negara semua melakukan lockdown, di kabinet sendiri 80 persen minta lockdown, survei rakyat minta 80 persen lockdown, tapi saat itu saya 'semedi', saya endapkan betul apa benar harus melakukan itu? kenang Presiden.
Dari hasil perenungan, Presiden Jokowi memutuskan agar Indonesia tidak melakukan lockdown. "Ternyata betul, kalau lockdown mungkin kita bisa minus 17 persen," tambah Presiden.
Dari pandemi Covid-19, Indonesia telah belajar menghadapi guncangan dan belajar mengonsolidasikan kebijakan mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga rukun tetangga (RT).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya