Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Geopolitik Global I Kabinet Dituntut Mengambil Kebijakan yang Tidak Timbulkan Gejolak

Presiden: Butuh Pemikiran Cerdik Hadapi Krisis

Foto : ISTIMEWA

JOKO WIDODO Presiden RI - Ternyata betul, kalau lockdown mungkin kita bisa minus 17 persen.

A   A   A   Pengaturan Font

Misalnya, kebijakan menaikkan harga BBM. Kalau pemerintah berpikir dengan menaikkan harga BBM untuk mengurangi subsidi dan dapat menyejahterakan masyarakat kecil dengan menambahkan bansos 600 ribu rupiah itu adalah logika awal yang dibangun.

Namun, perilaku masyarakat tidak dapat diinterpretasikan dengan logika linear seperti itu. Masyarakat akan beraksi bahkan yang tidak diduga dan diprediksi oleh pemerintah. "Sebenarnya mana yang lebih urgen, menghapus subsidi BBM dalam situasi sulit seperti sekarang atau mengerem utang luar negeri kita untuk berbagai proyek besar? Pilihan cerdik ada di pengambil kebijakan, tinggal mau atau tidak mengambil pilihan yang cerdas," katanya.

Pada kesempatan berbeda, Peneliti Ekonomi Center of Reform on Economic (Core), Yusuf Rendi Manilet, mengatakan dalam kondisi saat ini, kolaborasi antara beragam pihak diperlukan dalam mencari solusi untuk kesejahteraan masyarakat luas.

Pemerintah harus melihat secara lebih luas dan utuh bagaimana dampak dari kondisi saat ini terhadap semua kelompok golongan. "Harapannya, semua kelompok mendapatkan bantalan. Artinya, bantuan tidak hanya diberikan kepada kelompok pendapatan bawah, tetapi juga kelompok pendapatan menengah dan memberikan insentif yang menarik untuk kelompok pendapatan atas," kata Rendi.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top