Prancis Setujui Proyek Agrivoltaic 450 MW
Ilustrasi
Foto: IstimewaPengembang agrivoltaic asal Prancis, Green Lighthouse Developpment (GLHD) mengumumkan bahwa otoritas lokal di departemen Landes, Prancis telah memberikan lampu hijau untuk proyek agrivoltaic 450 MW. Nantinya, proyek ini akan melanjutkan hingga ke tahap pengembangan berikutnya termasuk desain.
Dilansir dari Renewables Now, proyek agrivoltaic Terr'Arbouts adalah sebuah inisiatif yang diluncurkan pada tahun 2020 oleh sebuah kelompok yang terdiri dari 35 petani yang bekerja untuk mendiversifikasi tanaman karena masalah kualitas air. Proyek ini akan mencakup 46 lahan pertanian dengan luas total 700 hektar, di mana 200 hektar di antaranya akan mengakomodasi panel surya.
Inisiatif ini dimulai oleh asosiasi petani Pujo Arbouts Territoire Agrivoltaisme (PATAV), sementara GLHD ditunjuk sebagai manajer proyek. Direncanakan untuk menggabungkan pembangkit listrik bersih dengan produksi tanaman pakan ternak, biji minyak, dan tanaman yang kaya akan omega-3.
"Rotasi tanaman pakan ternak, biji minyak, dan tanaman kaya omega-3 akan mendukung peternakan dan kebutuhan lokal," ujar Jean-Michel Lamothe, presiden PATAV, asosiasi petani yang berada di balik proyek ini, dikutip dari PV Magazine.
GLHD menjelaskan, proyek ini diharapkan akan selesai pada tahun 2028. Setelah beroperasi, situs ini akan menghasilkan 650 GWh listrik bersih setiap tahun, cukup untuk memberi daya pada 140.000 rumah.
Pihak berwenang telah meresmikan keberlanjutan proyek ini dengan berbagai perjanjian, termasuk sewa lahan pedesaan dan kemitraan untuk melindungi sumber daya air.
Jean-Marc Fabius, CEO dan pendiri Green Lighthouse Développement mengatakan bahwa proyek ini telah melalui studi dan konsultasi selama lima tahun, yang mengarah pada peningkatan seperti melestarikan jalur pedesaan, menciptakan koridor ekologi dan lanskap, dan mengurangi penggunaan lahan tertentu. Perubahan-perubahan ini dilakukan untuk mengatasi kekhawatiran dari masyarakat setempat, anggota CDPENAF, lembaga pemerintah, asosiasi, dan penduduk. Proyek ini direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2028.
Sebagai informasi, agrivoltaic, atau kombinasi antara produksi energi surya dan pertanian di lahan yang sama, memainkan peran penting dalam transisi energi yang berkelanjutan. Dengan memanfaatkan lahan secara lebih efisien, agrivoltaic memungkinkan produksi pangan dan energi terbarukan terjadi secara bersamaan, tanpa mengorbankan salah satu fungsi lahan. Panel surya yang dipasang di atas tanaman tidak hanya menghasilkan listrik dari sinar matahari, tetapi juga memberikan naungan, yang dapat mengurangi tekanan panas dan menjaga kelembapan tanah, sehingga meningkatkan produktivitas pertanian.
Di sisi lain, agrivoltaic membantu memperluas instalasi tenaga surya tanpa mengganggu lahan pertanian yang berharga, mempercepat pengurangan emisi karbon, dan mendukung ketahanan pangan serta energi. Dengan potensi ganda ini, agrivoltaic menjadi solusi inovatif dalam mempercepat transisi energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Redaktur:
Penulis: Rivaldi Dani Rahmadi
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Regulasi Baru, Australia Wajibkan Perusahaan Teknologi Bayar Media Atas Konten Berita
- 2 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 3 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 4 Terapkan SDGs, Perusahaan Ini Konsisten Wujudkan Sustainability Action Plan
- 5 Segera diajukan ke Presiden, Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final
Berita Terkini
- Kerap Terabaikan Wisatawan, 4 Kota di Jepang Ini Tak Kalah Menarik untuk Dikunjungi
- Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
- Panglima Militer Korsel Ditahan, Diduga Terlibat dalam Darurat Militer
- Dua Bulan Kejadian, Pelaku Penganiayaan Karyawan Toko Roti Tak Tersentuh
- UMP Jateng Masih yang Terendah di Indonesia