Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Politik "Celeng"

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Oleh Benny Susetyo

Data kependudukan sangat penting karena menyangkut kehidupan dan kematian. Dalam politik yang beradab, tata kelola data penduduk semestinya dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Data kependudukan seharusnya disimpan, dijaga kebenarannya dan dilindungi sebaik-baiknya. Namun yang terjadi, sering kali ketiadaan politik beradab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena politik minus etika. Dampaknya, ketidakjelasan tata kelola data penduduk. Ini tentu sangat memprihatinkan.

Politik minus etika yang banyak dipertontonkan hingga hari ini telah menciptakan kerakusan dan ketamakan seperti digambarkan dalam lukisan Joko Pekik berjudul Celeng. Di sini, celeng binatang yang doyan segalanya. Dia menjadi simbol keserakahan. Celeng bahkan tega menggarong bangsa sendiri. Politikus berwatak seperti celeng itulah yang menyebabkan korupsi menjadi benalu bagi negara.

Celakanya, tekad bangsa Indonesia memerangi bahaya laten korupsi masih sangat lemah. Bahkan, korupsi tidak pernah dianggap sebagai musuh besar. Padahal, korupsi jelas-jelas sangat merugikan bangsa dan negara. Korupsi telah menjadi kebiasaan buruk para oknum penguasa dari masa ke masa. Ketika sampai terjadi lengji-lengbeh (celeng siji, celeng kabeh/satu celeng, semua celeng), maka akan menjadi sangat sulit untuk menghentikannya.

Maka, tidaklah mengherankan ketika kebiasaan tersebut mulai dirasa terancam, maka pemangku kekuasaan yang telah terasuki watak itu akan melawannya dengan membuat kebijakan-kebijakan. Ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Maka, perlu tata ulang sistem politik berkeadaban dan hukum sebagai moralitas tertinggi menyelamatkan keadaban bangsa.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top