Polisi Salah Gunakan Peluru Karet di Seluruh Dunia
Patrick Wilcken
Peringatan Amnesty International termasuk untuk peluru karet dan granat gas air mata yang ditembakkan langsung ke para demonstran.
LONDON - Amnesty International pada Selasa (14/3) memperingatkan bahwa penggunaan peluru karet dan proyektil lainnya oleh polisi terhadap pengunjuk rasa damai, telah menjadi semakin rutin di seluruh dunia sehingga menyebabkan banyak cedera mata dan bahkan kematian.
Kelompok yang berbasis di London, Inggris, itu pun menyerukan regulasi global yang lebih baik untuk perdagangan dan penggunaan peralatan kepolisian semacam itu, yang juga disebut sebagai senjata yang tidak terlalu mematikan, setelah penelitian di lebih dari 30 negara selama 5 tahun terakhir.
"Ribuan pengunjuk rasa dan penonton telah menjadi cacat dan puluhan lainnya terbunuh oleh penggunaan senjata penegak hukum yang sering sembrono dan tidak proporsional," kata Amnesty International dalam laporan terbaru berjudulMy Eye Exploded.
Kecaman ini menyasar senjata peluru karet dan granat gas air mata yang ditembakkan langsung ke para demonstran di Amerika selatan dan tengah, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Serikat.
"Telah terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan dalam cedera mata, termasuk pecahnya bola mata, ablasi retina dan hilangnya penglihatan," kata Amnesty.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya