Polisi Salah Gunakan Peluru Karet di Seluruh Dunia
Patrick Wilcken
Di Cile saja, menurut Institut Nasional untuk Hak Asasi Manusia negara itu, tanggapan polisi terhadap protes sejak Oktober 2019 menyebabkan lebih dari 30 kasus kehilangan penglihatan. Demonstran lain di negara-negara yang disurvei juga menderita patah tulang dan tengkorak, cedera otak, pecahnya organ dalam, atau jantung dan paru-paru tertusuk akibat patah tulang rusuk.
Laporan yang ditulis bersama Omega Research Foundation yang berbasis di Inggris juga menemukan akibat penggunaan senjata itu demonstran telah terbunuh.
"Di Irak, pasukan keamanan dengan sengaja menembakkan granat khusus yang 10 kali lebih berat dari amunisi gas air mata pada pengunjuk rasa, menyebabkan setidaknya dua lusin kematian pada 2019."
Di Spanyol, penggunaan proyektil karet seukuran bola tenis telah menyebabkan setidaknya satu kematian akibat trauma di kepala.
"Kontrol global yang mengikat secara hukum pada pembuatan dan perdagangan senjata yang tidak terlalu mematikan bersama dengan pedoman efektif tentang penggunaan kekuatan sangat dibutuhkan untuk memerangi siklus pelanggaran yang meningkat," kata Patrick Wilcken dari Amnesty International.SB/AFP/I-1
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya