Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Produk BBM - Alat Uji RON yang Akurat Harus Mengacu pada Metode ASTM RON

Polemik Kualitas Pertalite Tak Kunjung Reda

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah harus menelusuri, menganalisa, dan mencari penyebab dugaan penurunan kualitas pertalite tersebut secara kompehensif agar masyarakat dapat memahami.

JAKARTA - Polemik soal buruknya kualitas bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di media sosial (medsos) tak kunjung surut. Padahal, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) telah mengklarifikasinya, begitu juga PT Pertamina (Persero), selaku badan usaha penyalur.

Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, meminta pemerintah memperhatikan keluhan masyarakat soal penurunan kualitas pertalite. Selain itu, pemerintah harus mengambil sikap terkait hal itu.

Mulyanto beralasan banyak masyarakat di media sosial yang mempermasalahkan hal tersebut. "Netizen kembali diramaikan soal kabar BBM pertalite disebut-sebut hanya memiliki kadar oktan atau RON 86, padahal seharusnya RON 90. Pemerintah harus meneliti masalah ini secara khusus. Karena aduan masyarakat sudah banyak dan perlu ada kejelasan," ungkap Mulyanto, di Jakarta, Rabu (12/10).

Menurutnya, pemerintah harus menelusuri, menganalisa, dan mencari penyebab dugaan penurunan kualitas pertalite tersebut secara kompehensif agar masyarakat dapat memahami. Apabila tidak, keluhan ketidakpuasan terhadap sikap pemerintah terus muncul.

"Ini tentu tidak baik, apalagi di akhir-akhir masa pemerintahan Presiden Jokowi dan memasuki tahun politik. Tidak bisa pemerintah defensif atau sekadar apologis dengan data-data hasil pengukuran kualitas pertalite atau bahkan malah menyalahkan masyarakat. Pemerintah harus mendalami soal ini, termasuk kemungkinan penyimpangan di tingkat depo atau SPBU," tegasnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top