PM Suga Angkat Menteri Kesepian untuk Atasi Kasus Bunuh Diri
Tetsushi Sakamoto
Foto: AFPTOKYO - Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, menunjuk seorang politikus, Tetsushi Sakamoto, menjadi Menteri Kesepian. Sakamoto diberi tugas mengatasi kasus bunuh diri akibat kesepian dan isolasi yang menjadi semakin umum di Jepang selama pandemi Covid-19.
Kementerian Kesepian ini dibentuk setelah muncul laporan yang menunjukkan bahwa jumlah kasus bunuh diri di Jepang meningkat selama setahun terakhir. Kasus bunuh diri terbanyak dilakukan oleh perempuan dan anak muda.
Para peneliti berpendapat, banyaknya perempuan yang bunuh diri selama pandemi disebabkan perempuan cenderung lebih banyak bekerja di sektor ritel dan jasa. Saat pandemi seperti ini, mereka kehilangan pekerjaan dan menjadi depresi. Lonjakan tersebut terjadi pada paruh kedua 2020 dengan Oktober mengumpulkan jumlah kematian terbanyak yakni 2.153 kematian dalam satu bulan dalam rentang waktu lima tahun. Jika dibandingkan dengan Oktober 2019, jumlah wanita di Jepang yang bunuh diri melonjak 82,6 persen.
Pemerintah Jepang sekarang mengambil langkah aktif untuk membantu mengekang lonjakan kasus bunuh diri itu. Jepang melakukannya dengan memperluas layanan konsultasi dan memperkenalkan organisasi pendukung kepada mereka yang membutuhkan.
"Perempuan khususnya merasa lebih terisolasi dan menghadapi peningkatan angka bunuh diri," kata Suga pada pertemuan yang mengumumkan jabatan itu awal bulan ini.
"Saya ingin Anda memeriksa masalah ini dan mengajukan strategi yang komprehensif," kata PM itu kepada Menteri Kesepian yang baru.
Dalam konferensi persnya, Sakamoto berharap dapat melakukan kegiatan untuk mencegah kesepian dan isolasi sosial serta untuk menjaga hubungan antar-manusia.
Dia mengungkapkan rencananya untuk mengadakan forum darurat pada akhir Februari. Forum tersebut akan mendengarkan pendapat dari mereka yang membantu orang-orang yang menghadapi kesepian dan isolasi, serta membahas langkah-langkah yang diperlukan.
Sementara itu, pakar bunuh diri Jepang, Michiko Ueda, mengatakan masalah kesepian dan bunuh diri itu melibatkan banyak wanita lajang di negara itu yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
Di tempat yang sama Kepala Lifull Co, Manjo Shimahara mengatakan pandemi membuat kaum lajang di Jepang menyadari arti penting hubungan sosial.
"Pandemi virus korona, menurut saya, telah membuat banyak orang lajang menyadari kenyataan tentang bagaimana mereka tidak mengenal siapa pun di lingkungan mereka atau memiliki bar lokal yang dapat mereka sebut sebagai tempat menginjak-injak mereka," kata Shimahara.
n SB/BBC/ nypost/P-4
Berita Trending
- 1 Setelah Trump Ancam Akan Kenakan Tarif Impor, Akhirnya Kolombia Bersedia Terima Deportasi dari AS
- 2 Diancam Trump, Kolombia Akhirnya Bersedia Terima Penerbangan Deportasi dari AS
- 3 Korban Mutilasi Cantik dan Seksi, Polisi Periksa Hotel di Kediri
- 4 Gerak Cepat, Polisi Temukan Potongan Kaki Korban Mutilasi di Ponorogo
- 5 Wamenekraf Dukung Gim Lokal untuk Mendunia
Berita Terkini
- Pesawat Maskapai Korea Selatan Dilalap Api Menjelang Tinggal Landas
- Perkuat Pembinaan Talenta Muda Sepak Bola Melalui SSB
- Pelatih Guardiola Yakin Manchester City Lolos Fase Gugur Liga Champions
- Bek Muda Barcelona Dikabarkan Merapat ke Klub Liga Italia Como 1907
- Bawa Senjata Tajam, 37 Remaja yang Hendak Tawuran di Jakpus Ditangkap