![PLTA di Pegunungan Perlu Lebih Beradaptasi dengan Perubahan Iklim](https://koran-jakarta.com/images/article/plta-di-pegunungan-perlu-lebih-beradaptasi-dengan-perubahan-iklim-220705002459.jpg)
PLTA di Pegunungan Perlu Lebih Beradaptasi dengan Perubahan Iklim
![PLTA di Pegunungan Perlu Lebih Beradaptasi dengan Perubahan Iklim](https://koran-jakarta.com/images/article/plta-di-pegunungan-perlu-lebih-beradaptasi-dengan-perubahan-iklim-220705002459.jpg)
Langkah-langkah adaptasi yang lebih baik dan sistem perencanaan dan pemantauan yang lebih kuat sangat dibutuhkan.
SINGAPURA - Pembangkit listrik tenaga air (PLTA), salah satu sumber listrik energi terbarukan terbesar di dunia, semakin terancam di pegunungan Himalaya dan daerah sekitarnya karena bencana perubahan iklim. Banyak proyek PLTA baru direncanakan di dekat gletser atau danau glasial di dataran tinggi, yang rentan terhadap pemanasan global.
"Langkah-langkah adaptasi yang lebih baik dan sistem perencanaan dan pemantauan yang lebih kuat sangat dibutuhkan," kata sebuah studi baru yang dipimpin oleh Universitas Nasional Singapura (NUS), baru-baru ini. Dikenal secara kolektif sebagai High Mountain Asia, wilayah ini memiliki cadangan air terbesar berupa es dan salju di luar wilayah kutub.
Gletsernya, yang menyediakan air untuk minum dan penggunaan pertanian, juga mewakili sebagian besar potensi PLTA yang belum dimanfaatkan.
Ada lebih dari 650 proyek PLTA, baik yang sedang dibangun atau direncanakan di wilayah Himalaya, dengan potensi tenaga air di wilayah Pegunungan Tinggi Asia melebihi 500 gigawatt energi, cukup untuk mendukung kebutuhan listrik lebih dari 350 juta rumah. Namun, sejauh ini hanya sekitar 20 persen dari perkiraan potensi 500 gigawatt yang telah dimanfaatkan.
Kegagalan Pembangkit
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya