![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
PLN Perlu Diversifikasi Energi
Foto: istimewaJAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN perlu mendorong diversifikasi energi dengan memperbanyak lagi penggunaan energi gas. Dorongan itu semakin menguat di tengah meningkatnya harga batu bara akibat lonjakan permintaan dari sejumlah negara Asia, seperti Tiongkok, India, dan Vietnam.
Sektretaris PT Perusahaan Gas Negara (Tbk), Rachmat Hutama mengatakan kenaikan harga batu bara yang terus melambung saat ini membuka peluang bagi perusahaan pembangkit listrik beralih menggunakan bahan bakar gas bumi.
"Karenanya, kami terus mendorong PLN dan anak usahanya untuk beralih menggunakan bahan bakar gas bumi yang lebih murah dan lebih bersih untuk lingkungan," kata Rachmat di Jakarta, Senin (12/03).
- Baca Juga: Pemantauan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK
- Baca Juga: Meriahkan Inacraft 2025
Rachmat menjelaskan saat ini PGN terus meningkatkan kerja sama dengan PLN dalam hal penyediaan kebutuhan pasokan gas untuk pembangkit listrik yang dioperasikan anak usaha PLN seperti Indonesia Power (IP) atau PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB).
Rachmat menyampaikan bahwa PGN siap memenuhi peningkatan kebutuhan pasokan gas untuk pembangkit listrik di tengah meningkatnya harga batubara. Seperti diketahui, harga batubara terus meningkat dalam beberapa bulan
Saat ini PGN sendiri sudah memasok gas untuk kebutuhan bahan bakar pembangkitan listrik di beberapa pembangkit seperti Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Tanjung Priok milik Indonesia Power dan Unit Pembangkitan Muara Karang milik PJB.
Secara sistem kelistrikan, baik IP UPJP Tanjung Priok maupun PJB UP Muara Karang memasok kebutuhan listrik pada grid 150 kilo volt (KV) untuk wilayah Jakarta dan sebagian Tangerang yang selanjutnya akan diturunkan termasuk pada sistem kelistrikan untuk industri dan rumah tangga.
Kawal Pembangunan
Secara terpisah, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andy Noorsaman Sommeng meminta Pemerintah Daerah (Pemda) tidak memperlambat pemberian izin pemanfaatan energi gas. Pasalnya, dalam beberapa kasus ditemukan keterlambatan pemberian izin sehingga mengakibatkan molornya pemanfaatan gas.
Hal itu dikatakan Andy saat meninjau lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) berkapasitas total 9 MW di kawasan Teluk Sasah Seri, Kuala Lobam, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau pekan lalu.
Itu sebagai upaya mengawal perkembangan proyek ketenagalistrikan 35 ribu MW, Kementerian ESDM bersama PLN terus memastikan pembangkit listrik dalam program 35 ribu MW dapat beroperasi sesuai jadwal dan tidak terkendala masalah perizinan.
Sebelumnya, dilaporkan adanya keterlambatan pengoperasian PLTMG yang disebabkan izin sandar tongkang pengangkut bahan bakar Compressed Natural Gas (CNG) dari Batam belum belum diberikan oleh instansi terkait, sehingga kapal pengangkut bahan bakar PLTMG tersebut belum dapat bersandar di Teluk Sasah selama empat bulan.
ers/E-10
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Leyton Orient Berharap Kejutkan City
- 2 PPATK Koordinasi ke Aparat Penegak Hukum terkait Perputaran Uang Judi Online Rp28,48 Triliun Jadi Aset Kripto
- 3 Diduga Terlibat Pemerasan, AKBP Bintoro Dipecat dari Polri
- 4 Ini Lima Kunci Sukses Iklan Video di YouTube
- 5 Rencana Perpusnas Mengurangi Jam Operasional Batal
Berita Terkini
-
Pertamina Bawa UMKM Tempe Asal Sukabumi Mendunia
-
Ketua Dewan Pembina SOKSI, Bamsoet: Rapat Pleno Diperluas SOKSI Tetapkan Munas XII SOKSI Digelar 20 Mei 2025
-
Rayakan Perbedaan dan Keberagaman, Bintang Hadirkan Instalasi Imersif ‘Bintang Dunia Tanpa Syarat’
-
Patrick Kluivert Kasih Masukan untuk Jersey Terbaru Timnas Indonesia
-
110 Ribu Akun Berpartisipasi Pilih Desain Jersey Timnas