Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

PKJN RSJMM gandeng IPB University deteksi dini pencegahan bunuh diri

Foto : ANTARA/Indriani

Penandatanganan kerja sama antara Fakultas Ekologi Manusia IPB University dengan Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN) Rumah Sakit Jiwa dr H Marzoeki Mahdi (RSJMM) terkait upaya pencegahan bunuh diri dan kesehatan mental di Bogor, Rabu (22/11/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Pusat Kesehatan Jiwa Nasional Rumah Sakit Jiwa dr H Marzoeki Mahdi (PKJN RSJMM) menggandeng IPB University dalam melakukan deteksi dini pencegahan bunuh diri.

"Ide bunuh diri, ancaman dan percobaan bunuh diri merupakan hal serius yang harus segera ditangani. Sehingga dibutuhkan langkah preventif untuk menurunkan angka kejadiannya, " ujar Direktur Utama PKJN RSJMM, Dr dr Nova Riyanti Yusuf SpKJ, di Bogor, Rabu.



Deteksi dini tersebut dilakukan dengan melakukan pemindaian QR Code yang terhubung dengan instrumen pencegahan bunuh diri yang disediakan oleh PKJN RSJMM. Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan kerja sama terkait kesehatan mental mahasiswa antara PKJN RSJMM dengan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University.

Juga dilakukan penempelan QR Code di sejumlah fasilitas publik yang berisi instrumen pencegahan dan upaya penanganan masalah kesehatan mental.

Nova menambahkan untuk kasus bunuh diri pada remaja, salah satu hal penting yang dapat dilakukan yaitu deteksi dini, yang bertujuan untuk menemukan faktor risiko penyebab bunuh diri pada remaja.

American Academy of Child and Adolescent Psychiatry membagi fase remaja menjadi tiga, yaitu Early Adolescence (11 - 13 tahun), Middle Adolescence (14 - 18 tahun), dan Late Adolescence (19 - 24 tahun).

Fase middle adolescence adalah fase yang sangat rentan karena remaja berpikir secara abstrak tetapi juga mempunyai keyakinan tentang keabadian dan kedigdayaan sehingga mendorong timbulnya perilaku mengambil risiko.



"Pada fase ini, remaja lebih memiliki pola pikir abstrak sehingga dapat tertantang untuk mencoba segala hal, termasuk ke arah pola hidup yang tidak baik, seperti penggunaan tembakau dan alkohol, bereksperimen dengan narkotika, psikotropika dan zat adiktif, "jelas dia.

Wakil Dekan I FEMA IPB University, Dr Megawati Simanjuntak, menyambut baik kerja sama tersebut. " Kerja sama ini diharapkan tidak hanya pada hari ini saja, tetapi berlanjut dengan kegiatan-kegiatan promotif, " katanya.

Megawati berharap, psikolog maupun psikiater dari PKJN RSJMM dapat hadir dan memberikan layanan konseling pada mahasiswa. Hal itu dikarenakan berdasarkan data satu dari 20 remaja, lanjut dia, mengalami masalah mental.

Ketua Satgas Kesehatan Mental FEMA IPB University, Dr Melly Latifah, mengatakan salah satu penyebab kesehatan mental yakni kesepian yang disebabkan karena berbagai hal seperti kehilangan, dan lainnya.

Oleh karena itu, Melly meminta agar para mahasiswa dapat berpikir positif, meningkatkan kualitas hubungan, bergabung dengan komunitas, aktif dalam layanan sosial, dan bicaralah dengan seseorang.


Redaktur : -
Penulis : Antara, Arif

Komentar

Komentar
()

Top