Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Varian Omicron

Pfizer-BioNTech Klaim "Booster" Mampu Tangkal Omicron

Foto : JEFF PACHOUD / AFP

DOSIS “BOOSTER” I Seorang pasien menerima dosis vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech (Comirnaty), di pusat vaksinasi Lyon Gerland, beberapa waktu lalu. Pfizer dan BioNTech mengeluarkan studi bahwa dosis booster buatan mereka menawarkan perlindungan terhadap varian Omicron.

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS), Pfizer, dan mitranya dari Jerman, BioNTech, pada Rabu (8/12), mengeluarkan studi awal bahwa dosis ketiga (booster) suntikan vaksin buatan mereka menawarkan perlindungan yang lebih kuat terhadap varian Covid-19, Omicron.

Tes laboratorium menunjukkan peningkatan antibodi 25 kali lipat. Namun, perusahaan juga mengumumkan peringatan bahwa dua dosis awal vaksin mungkin tidak cukup mencegah infeksi dari varian yang sangat mudah menular.

"Meskipun dua dosis vaksin bisa memberikan perlindungan dari penyakit parah yang disebabkan varian Omicron, tetapi perlindungan bisa dimaksimalkan dengan dosis ketiga vaksin kami," kata CEO Pfizer, Albert Bourla, dalam sebuah pernyataan.

Hasil tes laboratorium dari sampel darah yang diambil sebulan setelah pemberian booster menunjukkan adanya peningkatan antibodi penetralisir secara signifikan terhadap varian Omicron.

Studi Pfizer masih perlu menjalani tinjauan ilmiah, tetapi pada studi awal ini terdapat informasi konkret tentang efektivitas dosis booster dan varian Omicron. Masih banyak yang belum diketahui tentang varian Omicron, tetapi varian ini telah terdeteksi di 57 negara dan diperkirakan ada peningkatan kasus di AS dan beberapa negara Eropa.

Janji Kampanye

Pada saat yang sama, Jerman melakukan pemesanan vaksin booster buatan BioNTech-Pfizer dalam jumlah besar. Menurut Asosiasi Dokter Nasional, sekitar 6,5 juta dosis telah dipesan dalam beberapa pekan terakhir.

Badan pengendalian pandemi Jerman, Robert Koch Institute (RKI) mengatakan, pada Rabu (8/12), sekitar 18,7 persen dari jumlah populasi penduduk telah menerima suntikan booster, tidak lama setelah pemerintahan baru dilantik, sebagai bentuk pemenuhan janji kampanye dalam melakukan vaksinasi sebagai landasan kebijakan memerangi pandemi.

Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, mengundurkan diri dan digantikan oleh ahli epidemiologi dari Sosial Demokrat (SPD), Karl Lauterbach. "Kementerian ini akan lebih fokus dari sebelumnya," kata Spahn dalam upacara serah terima jabatan.


Redaktur : andes
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top