Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sistem Demplot I Perlu Kemitraan dalam Pembelian Panen

Petani Serang Tingkatkan Produksi Padi

Foto : ANTARA/Ali Khumaini
A   A   A   Pengaturan Font

Selama ini, petani masih tergantung pada perantara (broker) sehingga harga jualnya sering kali kurang memuaskan.

JAKARTA - Perusahaan sarana produksi pertanian menggandeng petani di Kabupaten Serang untuk mengembangkan demonstration plot (demplot) guna meningkatkan produksi padi. Demikian Rice Business Head PT Wilmar Padi Indonesia, Saronto, di Serang, Senin (5/9).
Menurutnya, kerja sama dimaksudkan membantu petani mendongkrak produktivitas dan pendapatan. Adapun tujuan jangka panjangnya ikut berkontribusi dalam program ketahanan pangan nasional. Dalam kerja sama pengembangan demplot dengan petani Kabupaten Serang tersebut, tambahnya, mencakup luasan 17 hektare (ha). Ini tersebar di Kecamatan Kramatwatu, Pontang, Lebakwangi, dan Kasemen.
Melalui kerja sama tersebut, perusahaan memberikan benih, pupuk, dan pestisida. Petani diperbolehkan membayar biayanya setelah panen (yarnen), sedangkan penanaman dilakukan di lahan milik petani. "Pada musim tanam selanjutnya mungkin tidak demplot lagi, tapi langsung tanam serentak 500 ha," kata Saronto.
Dalam panen perdana yang digelar Rabu (31/8) lalu, diketahui bahwa kerja sama demplot mampu meningkatkan produksi padi sedikitnya 8,25 persen dibanding sebelumnya. Menurut dia, melalui pendampingan ini diharapkan ke depan produksi padi petani di Serang diperkirakan naik hingga 15 persen.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Maju I Desa Cigelam, Kecamatan Ciruas, Muhammad Supi, menyatakan hasil panen demplotnya produksi naik menjadi 6 ton per ha dari sebelumnya 4-5 ton per ha. Peningkatan tersebut, menurut dia, sangat membantu petani menaikkan produktivitas dan solusi terhadap keterbatasan luas lahan. Saat ini, dia menggarap 4 ha lahan, yang sebagian di antaranya merupakan lahan sewaan.

Mitra Pemasok
Supri berharap kerja sama dengan ini tidak berhenti pada demplot, tetapi berlanjut menjadi mitra pemasok agar dapat menjual hasil panennya secara langsung. "Selama ini, petani masih tergantung pada perantara (broker), sehingga harga jualnya sering kali kurang memuaskan," katanya.
Pada kesempatan itu, Ketua Kelompok Tani Raharja Desa Suju, Serang, Gojali, menjelaskan pihaknya antusias bergabung menjadi mitra demplot karena ingin menambah pengalaman memanfaatkan pupuk nonsubsidi dalam peningkatan produktivitas. Saat ini, demplot kelompok taninya belum memasuki masa panen sehingga masih menunggu hasilnya.
"Kami ingin mengetahui bagaimana hasil pupuk nonsubsidi dengan pupuk subsidi. Kalau memang lebih baik, kami tidak masalah menggunakan yang nonsubsidi," ujar dia. Gojali mengelola lahan seluas 5 ha. Umumnya, dia mampu menghasilkan 6-8 ton per ha setiap panen. Dia berharap dapat meningkatkan produktivitasnya.
Ini perkembangan lain, sebab sebelumnya, para petani Lebak diajak mengembangkan palawija. Menurut Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, kini terus mengupayakan agar pertanian palawija semakin luas guna memenuhi kebutuhan konsumen dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Sampai kini, kebutuhan palawija Kabupaten Lebak masih dipasok dari luar daerah," kata Deni Iskandar. Pengembangan pertanian palawija di Kabupaten Lebak, menurut dia, bisa menjadikan Lebak sebagai daerah swasembada pangan di Provinsi Banten karena didukung potensi lahan yang luas.
Sekarang, banyak lahan telantar milik BUMN, perusahaan swasta, pengembang perumahan, hingga tanah negara yang dapat dimanfaatkan untuk budi daya pertanian palawija guna meningkatkan produksi pangan.
"Sampai sekarang memang sebagian besar petani Lebak mengembangkan budi daya pertanian palawija di lahan darat," tambahnya. Ant/wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top