Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Petani Mendapatkan Uang dari Kredit Karbon

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pembakaran tungkul dan juga jerami menjadi masalah selama bertahun-tahun di India dan merugikan dari sisi lingkungan dan produktivitas pertanian. Merasakan dilema ini, Badan Penelitian Pertanian di Pemerintah Pusat di bawah Dewan Penelitian Pertanian India (ICAR) terus mencari cara untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Yang terbaru pemerintah meminta para petani menerapkan praktik pertanian berkelanjutan dengan tidak membakar biomassa. Cara lainnya adalah memilih diversifikasi tanaman sebagai sebuah metode dalam menurunkan emisi metana.
Cara yang terbaru yang dilakukan pemerintah adalah penggunaan biodekomposer bernama Pusa, yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Pertanian India (IARI) lembaga penelitian di bawah ICAR. Biodekomposer berupa enzim ini berfungsi memecah tungkul menjadi pupuk.
Penggunaan Pusa dilakukan secara perlahan di India. Percobaan dimulai dari kalangan petani di Negara Bagian Haryana, Punjab, dan Uttar Pradesh yang kesemuanya dekat dengan ibu kota negara, New Delhi.
Kepada The Times of India, Direktur IARI, AK Singh, mengatakan petani yang mendapatkan kredit karbon akan menjadi hal besar berikutnya dalam meningkatkan pendapatan mereka. Ini tidak hanya akan membantu mereka secara finansial, tetapi juga menyelamatkan wilayah Delhi dan Wilayah Ibu Kota Negara (NCR) dari ancaman polusi udara dari pembakaran jerami di awal musim dingin.
"IARI telah melisensikan 10 perusahaan swasta dan masing-masing ingin membantu petani untuk menghentikan pembakaran tungkul melalui produksi massal produk biodekomposer Pusa dan ketersediaannya yang siap pakai. Kami juga telah membuat perusahaan-perusahaan ini berhubungan dengan pemerintah negara bagian untuk meningkatkan jejak penggunaan decomposer," ujar dia.
Salah satu perusahaan yaitu Nurture.farm, anak perusahaan Grup UPL, telah mengajak ribuan petani untuk menggunakan biodekomposer yang diberikan gratis di Punjab dan Haryana. Perusahaan juga akan membantu petani pada platform perdagangan kredit karbon.
Lebih dari 20 distrik di kedua negara bagi tersebut telah mendaftar untuk menyemprotkan biodekomposer Pusa di atas enam hektare sawah yang dimiliki oleh hampir 26.000 petani dengan bantuan dari Nurture.farm. Perusahaan ini telah melakukan bisnis dalam praktik pertanian berkelanjutan.
Sebelumnya petani harus mengubah kapsul biodekomposer Pusa menjadi larutan melalui proses yang memakan waktu lama. Perusahaan kemudian mengubahnya menjadi berbentuk bubuk yang dapat dicampur dengan air sehingga lebih mudah digunakan petani.
"Kami menyadari bahwa salah satu kendala dalam adopsi skala besar dari dekomposer Pusa adalah tidak tersedianya solusi yang siap pakai. Kami bersama IARI merancang mekanisme untuk mengubah kapsul menjadi semprotan siap pakai," kata CTO, Nurture.farm, Pranav Tiwari.
Nurture.Farm telah mengerahkan 750 alat penyemprot dan mampu menyemprot lahan seluas 20.000 hektare. Dalam waktu delapan hari setelah penyemprotan, tungkul mulai membusuk.
Intervensi di negara bagian lain, termasuk Uttar Pradesh, pada akhirnya akan melihat petani menggunakan biodekomposer di hampir 12 hektare lahan padi tahun ini. Keberhasilannya penggunaan biodekomposer itu pada 2021 akan menyebabkan lompatan besar dalam penggunaannya di tahun-tahun mendatang.
Namun, para petani skeptis tentang hasilnya karena pertama dan belum memperoleh bukti dari panen yang dihasilkan. "Kami akan mengetahui hasilnya setelah beberapa hari. Jika ini berhasil, kami tidak keberatan membayar dan penggunaan semprotan mulai musim depan," kata Bhupinder Singh dari Desa Takhana di Distrik Karnal, Haryana.
Dengan menggunakan biodekomposer berupa enzim sebagai pengurai akan memberi keuntungan bagi petani. Melalui mekanisme perdagangan karbon yang mereka telah mempraktikkan pertanian berkelanjutan. Namun demikian kata Singh studi kelayakan sedang dilakukan, karena melibatkan mitra swasta dan kemungkinan pada 2022 uang dapat diterima petani.
"Ada banyak industri emisi tinggi seperti pupuk, semen dan lainnya yang akan tertarik untuk membeli kredit karbon dari petani di bawah mekanisme evolusi perdagangan karbon," kata Singh. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top