Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pesan Damai Idul Fitri

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Idul Fitri sendiri bisa dimaknai secara metamorfosis yang mengibaratkan suatu kelahiran kembali dari kehidupan penuh kedengkian dan kebencian. Kelahiran kembali merupakan proses pencerahan batin dari segala kungkungan ke-aku-an yang membawa malapetaka dalam hidup.

Komaruddin Hidayat (2003) memahami Idul Fitri bukanlah pesta antiklimaks untuk melepaskan nasfu-nafsu setelah sebulan dikekang. Idul Fitri adalah hari wisuda bagi mereka yang telah berhasil mencapai prestasi dalam upaya mengembalikan keseimbangan jiwa dengan memosisikan kekuatan hati nurani yang bening sebagai alat untuk memperoleh pencerahan dalam menjalani kehidupan penuh dengan tantangan.

Idul Fitri memberi pesan fundamental bagi umat Islam untuk mengedepankan semangat perdamaian daripada tindakan kekerasan yang menjadi ideologi dari para penebar teror negeri ini. Umat Islam harus menumbuhkan rasa persaudaraan yang integral demi memberi jaminan ideal bagi terciptanya implementasi nilai-nilai kemanusiaan yang humanis-transformatif.

Kemenangan disambut sebagai hari kesucian dari perbuatan dan tindakan yang mengarah pada penegasian eksistensi agama lain. Apalagi sampai menebarkan teror dan rasa takut terhadap semua umat, tanpa terkecuali. Maka, yang perlu dikembangkan dalam menyikapi kondisi negeri ini yang sempat terkoyak oleh serangkai aksi teror adalah"persaudaraan dan perdamaian antarsesama."

St Sunardi (1999), menekankan kepada kita tentang pentingnya memperkuat persaudaraan dan persahabatan dengan sesama, tanpa memandang latar belakang agama dan sebisa mungkin menjauhkan diri dari prasangka menuju sikap inklusif terhadap agama ataupun orang "yang lain" (the other). Meminjam istilahnya, Elisabeth Moltmann (1999), kita harus mengaktualisasikan "friendship combines intimacy, trust and closeness with detachment, respect for the otherness of the other, the mystery of his or her strangeness".
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top