Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Perusahaan Tiongkok Berencana Bangun PLTS Terapung 1.000 MW di Zimbabwe

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Tiongkok menjadi salah satu negara di dunia yang mendorong transisi energi. Adapun salah satu upaya Tiongkok dalam menggencarkan penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Terbaru, perusahaan sektor energi asal Tiongkok China Energy Engineering Corp (China Energy) telah mengusulkan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya terapung berkapasitas 1.000 megawatt di bendungan Kariba, Zimbabwe. Proyek tersebut diperkirakan akan menelan biaya mencapai hampir 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS). demikian dokumen-dokumen yang ditunjukkan.

Saat ini, Zimbabwe yang terletak di Afrika Tenggara menghasilkan kurang dari setengah kebutuhan listriknya sebesar 1.700 MW. Hal tersebut disebabkan kinerja yang buruk dari pembangkit listrik tenaga batu bara yang sudah tua dan rendahnya permukaan air yang berdampak pada produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga air sebesar 1.050 MW di Kariba.

Karena itu, negara yang berbatasan dengan Afrika Selatan itu menilai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung menjadi pilihan yang semakin menarik. Ini dikarenakan para pengembang berusaha untuk menghindari penggunaan lahan yang luas dan kepentingan penggunaan lahan yang saling bersaing.

Proposal China Energy, yang diajukan kepada Perusahaan Listrik Zimbabwe milik negara dan sebuah konsorsium swasta dari konsumen listrik industri di negara tersebut, akan memasang sekitar 1,8 juta panel surya dengan biaya $987 juta, demikian menurut dokumen.

"Lingkup pekerjaan proyek ini meliputi desain, pengadaan, konstruksi dan commissioning dari pembangkit listrik tenaga surya terapung AC 1000MW dan stasiun penguat 330kV/33kV," tulis dokumen tersebut, dikutip dari Reuters, Selasa (28/3).

Proyek ini juga akan mencakup jalur transmisi dari stasiun penguat ke sub-stasiun di Kariba.

China Energy baru-baru ini telah menyelesaikan dua proyek pembangkit listrik tenaga surya terapung di Provinsi Shandong, China dan Thailand, menurut dokumen tersebut.

Zimbabwe minggu lalu mulai menghasilkan listrik dari pembangkit listrik tenaga batu bara 300 MW pertama dari dua pembangkit listrik tenaga batu bara yang didanai oleh Tiongkok di Hwange, tetapi berencana untuk beralih ke sumber energi terbarukan untuk pasokan listrik jangka panjang.

Desember lalu, pemerintah meluncurkan insentif yang dimaksudkan untuk membantu proyek-proyek tenaga surya sebesar 1.100 MW agar dapat beroperasi pada tahun 2025.

Sebagai informasi, pembangkit listrik tenaga surya terapung adalah jenis pembangkit listrik tenaga surya yang terletak di atas permukaan air, seperti di atas danau atau laut. Sistem ini terdiri dari panel surya yang ditempatkan di atas rakit atau struktur apung, dan kabel-kabel yang menghubungkan panel surya ke inverter untuk menghasilkan listrik. Panel surya terapung biasanya dibuat dari material yang tahan terhadap cuaca dan air, dan dirancang agar tidak mempengaruhi kualitas air di bawahnya.

Pembangkit listrik tenaga surya terapung memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga surya konvensional yang berada di darat. Pertama, lokasi yang di atas air dapat mengurangi persaingan lahan dan memanfaatkan lahan yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan lain. Kedua, sinar matahari yang mencapai panel surya terapung lebih stabil karena permukaan air yang mengurangi pantulan sinar matahari, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pembangkit listrik. Selain itu, penggunaan air sebagai pendingin dapat meningkatkan kinerja panel surya dan mengurangi biaya operasional.

Pembangkit listrik tenaga surya terapung telah diuji di beberapa negara dan menjadi alternatif yang menjanjikan untuk pembangkit listrik tenaga surya konvensional, terutama untuk negara-negara yang memiliki ketersediaan lahan terbatas dan banyak wilayah perairan yang dapat dimanfaatkan.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top