Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Tinggi | Saat Ini Terpenting Adalah Peningkatan Kualitas Lulusan

Perubahan Pola Masuk PTN Persulit Calon Mahasiswa

Foto : ISTIMEWA

Pengamat dan Praktisi Pen­didikan dengan spesialisasi Pembelajaran Abad 21, Indra Charismiadji.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Rencana Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekditi) mengubah pola seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dinilai tidak menyelesaikan masalah di PTN. Saat ini terpenting adalah meningkatkan mutu atau kualitas lulusan.

"Sebaiknya Kemristekdikti menjelaskan maksud perubahan pola seleksi tersebut. Apa gunanya diubah? Kalau Kemendikbud mengubah sistem ujian nasional, itu berguna untuk meningkatkan mutu lulusan. Tapi ini kan yang diubah pola tes penerimaan yang justru malah dipersulit?" kata Pengamat dan Praktisi Pendidikan dengan spesialisasi Pembelajaran Abad 21, Indra Charismiadji, di Jakarta, Selasa (23/10).

Menurut Indra, justru yang harus diubah saat ini adalah sistem pendidikan agar lulusan perguruan tinggi negeri lebih bermutu. Selama ini belum pernah ada evaluasi pelaksanaan pendidikan di Indonesia yang menyebabkan kualitas lulusan PTN kurang bagus.

"Anggaran pendidikan di Indonesia yang sangat besar, seharusnya dapat menghasilkan mutu pendidikan yang baik," ujar Indra.

Indra khawatir jika pola seleksi masuk PTN diubah dan dipersulit, maka jumlah calon mahasiswa yang mendaftar di PTN kian menyusut.

"Selama empat tahun terakhir, jumlah mahasiswa yang masuk perguruan tinggi terus menyusut. Dengan pola baru ini, dipastikan akan makin berkurang," katanya.

Dihubungi terpisah, Wakil Ketua Komisi X DPR, Sutan Adil Hendra, pihaknya akan menanyakan tentang perubahan sistem penerimaan seleksi masuk perguruan tinggi tersebut kepada Menristekdikti pada rapat kerja, Rabu (24/10).

"Pada raker besok, akan kita tanya, kita dengar dulu dari Kemristekdikti tentang perubahan itu. Karena apa penjelasan di koran, kadang berbeda dengan kenyataan. Jadi jangan berandai andai dulu. Kita minta dulu penjelasan dari Menristekdikti," ujar Sutan.

Seperti diberitakan bahwa Kemristekdikti mulai 2019 akan mengubah pola seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Penerimaan mahasiswa baru, tidak lagi dilaksanakan panitia seleksi, namun dilakukan oleh institusi bernama Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) yang merupakan lembaga nirlaba.

Rasa Keadilan

Menurut Menristekdikti, Mohamad Nasir mekanisme seleksi masuk PTN pada 2019 lebih baik dari tahun sebelumnya dan memberikan rasa keadilan kepada mahasiswa. "Jalur SBMPTN 2019 menggunakan satu metode tes, yaitu UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer). Tidak ada lagi tes yang menggunakan kertas," katanya.

Pola seleksi masuk dilakukan melalui tiga jalur yaitu, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan daya tampung minimal 20 persen, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) minimal 40 persen dan Seleksi Mandiri maksimal 30 persen dari kuota daya tampung tiap program studi PTN.

Nasir menambahkan, melalui seleksi yang baru tersebut peserta bisa mengetahui nilai yang diraihnya serta berapa nilai kelulusan di PTN yang dituju. Tentu saja, hal itu berbeda jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mana peserta tidak tahu berapa nilai yang diperolehnya.

Periode tes dilangsungkan sepanjang Maret hingga Juni dan diadakan sebanyak 24 kali. Setiap peserta diberikan kesempatan untuk ikut maksimal sebanyak dua kali. Masing-masing PTN menentukan sendiri batas nilainya.eko/ang/E-3

Komentar

Komentar
()

Top