Pertumbuhan Ekonomi Ditargetkan 8 Persen, Pengamat: Konsumsi Masih Rendah
Ekonom Celios Nailul Huda, menegaskan ketika konsumsi hanya tumbuh 5-6 persen, cukup berat untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen
Foto: istimewaJAKARTA-Peneliti Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengatakan, pertumbuhan konsumsi menjadi penyangga utama pembentukan PDB (produk domestik bruto).
"Tetapi, ketika hanya tumbuh 5-6 persen, saya rasa cukup berat untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen,"ujar Huda, Rabu (11/12).
"Jadi memang harusnya genjot konsumsi rumah tangga dengan berbagai stimulus,"ucapnya lagi.
Selain pertumbuhan konsumsi yang minim, ekspor kita juga papar Huda relatif rendah kontribusinya terhadap PDB.
Diakuinya, investasi memang bisa meningkatkan, namun kita butuh 45 ribu triliun rupiah lebih guna mencapai pertumbuhan ekonomi di kisaran 6 persen hingga 5 tahun ke depan. Itu tentu angka yang sangat besar mengingat saat ini investasi Rp2 ribu triliun saja belum bisa tercapai.
Investasi memang menjadi perhatian juga sebab selama ini yang banyak masuk cenderung padat modal, bukan padat karya. Tentu dampaknya serapan pekerja minim sehingga tidak kuat mendorong konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang PDB.
Kalaupun ada investasi padat karya, lebih cenderung diputar di dalam negeri saja. Misalnya jika sebelumnya pabriknya di Banten kini dipindahkan ke Jawa Tengah untuk menghindari upah tinggi sehingga kata Huda, tidak bisa disebut sebagai investasi baru.
Tentu berbeda efek ekonominya jika investasi yang masuk memang baru berasal dari luar atau adanya realokasi pabrik dari negara negara luar, bukan hanya pergeseran antarprovinsi di dalam negeri. Sebab, bakal ada serapan tenaga kerja baru.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan skenario yang dirancang pemerintah untuk membawa Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen, sebagaimana ditargetkan Presiden Prabowo Subianto. Untuk mengejar target tersebut, Menko Airlangga menjelaskan bahwa konsumsi, investasi, dan ekspor akan menjadi pilar utama.
Pemerintah menargetkan agar sektor konsumsi tetap dijaga pada rentang pertumbuhan 5-6 persen, investasi dibidik tumbuh 10 persen, serta ekspor didorong tumbuh 9 persen.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29