Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Persiapan Mudik 2018

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah terus mengupayakan berbagai langkah persiapan menyambut arus mudik Lebaran 2018. Hal ini dilakukan agar persoalan kemacetan yang menjadi masalah setiap musim mudik dapat diantisipasi dengan baik. Di sepanjang jalur trans Jawa diperkirakan terdapat 10 titik rawan macet. Mereka adalah Tol Jakarta-Cikampek, Gerbang Tol (GT) Palimanan, GT Gandulan (Kertasari), Jembatan Kalikuto, dan GT Manyaran (Krapyak).

Kemudian, underpass Karangsawah, Malangbong- Limbangan-Gentong (terusan Nagrek), rest area Tol Cipali KM 102 dan rest area Tol Cikampek KM 62, penyeberangan Merak-Bakauheni, dan terakhir penyeberangan Ketapang- Gilimanuk. Angkutan mudik Lebaran dimulai pada 7 Juni hingga 24 Juni mendatang.

Jumlah pemudik pada musim Lebaran 2018 ini diperkirakan mencapai 22-25 juta, naik sekitar 10-12 persen dari tahun lalu. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, pada 2017 jumlah pemudik tercatat 18.603.081, naik sekitar 2,44 persen dibandingkan 2016.

Masyarakat diimbau berangkat mudik pada H-5, H-6 H-7, untuk menghindari kemacetan. Berdasarkan hasil riset sementara Kementerian Perhubungan dan berbagai stakeholder, puncak arus mudik diprediksi pada H-2 dan H-3 Lebaran 2018.

Banyak pilihan disiapkan pemerintah untuk mudik tahun ini. Khusus untuk darat, masyarakat bisa memanfaatkan jalur alternatif, seperti Pantura atau Pantai Selatan (Panselsa) Jawa.

Tol bukan segalanya. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) memprediksi, puncak arus mudik di tol terjadi mulai 8-9 Juni 2018. Sekitar 110-120 ribu kendaraan akan melintas jalan tol. Kendaraan akan berkurang menjadi 74 ribu kendaraan saat di daerah tengah.

Dari 760 km tol Trans Jawa, sekitar 525 km sudah beroperasi penuh. Sementara itu, 235 km masih tol fungsional alias belum sempurna. Tol fungsional berada di rute Pejagan-Pemalang, Pemalang- Batang, Batang-Semarang, Salatiga-Kertosono, Pasuruan- Rembang, dan tol yang mengarah ke Malang. Kondisi jalan tol pun beragam, mulai dari sudah dicor hingga jalan mulus.

Tol fungsional pun sudah dilengkapi tempat istirahat (rest area). Pemerintah menempatkan rest area per 20 km. Khusus di rute Semarang-Batang, pemerintah menempatkan 8 rest area di setiap 10 km. Rest area ini terdiri atas fasilitas musala, toilet portable, serta dispenser pengisian bahan bakar minyak milik Pertamina.

Pemerintah memang harus mengantisipasi jauh-jauh hari agar kemacetan di ruas tol tidak terulang. Salah satunya, membatasi pemudik istirahat di rest area agar tidak memacetkan. Rest area ini daerah rawan penyebab kemacaten.

BPJT pun sudah mengantisipasi potensi kemacetan yang terjadi selama mudik di jalur tol. Salah satunya, BPJT akan menghentikan semua pengerjaan proyek di Tol Layang Cikampek. Pemerintah juga telah mengantisipasi potensi kemacetan akibat penumpukan pemudik di rest area. Untuk mengantisipasi kemacetan di rest area, seperti di Tol Cikampek dan Palimanan km 102 dan 130, BPJT berencana menzonasi tempat peristirahatan.

Jumlah pemudik yang naik bus diperkirakan sekitar delapan juta. Sementara itu, pengguna motor diprediksi mencapai 8,5 juta. Di sisi lain, pemudik dengan mobil pribadi diperkirakan mencapai 3,72 juta.

Pemerintah sudah menyiapkan sekitar 49.613 unit bus untuk menampung pemudik di 47 terminal. Tapi jangan lupa, Kemenhub harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menyiapkan atau mengoordinasikan dengan angkutan lokal. Dengan demikian, pemudik bisa terhubung dari terminal pusat ke tujuan pemudik.

Kesiapan infrastruktur jalan tol dan nontol tahun 2018 relatif lebih baik dari tahun sebelumnya. Hingga kini, kondisi jalan nasional sudah mencapai 90 persen siap. Kendati demikian, pengguna jalan diimbau tetap waspadai beberapa titik kritis dan kemacetan.

Komentar

Komentar
()

Top