Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Media Gathering

Pers Berperan Penting Menyuarakan Isu HAM

Foto : istimewa

Ketua Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Pansel Calon Anggota Komnas HAM) Makarim Wibisono

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Peran media menyuarakan masalah Hak Asasi Manusia (HAM) sangat penting.

Ketua Panitia Seleksi Calon Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Pansel Calon Anggota Komnas HAM) Makarim Wibisono mengatakan hal itu dalam acara media gathering bertajuk, "Tantangan HAM 5 Tahun Mendatang dan Peran Strategis Komnas HAM," di Jakarta, Rabu (9/3).

Menurut Makarim, media punya kontribusi besar dalam menyuarakan isu-isu HAM. Setidaknya ada dua peran yang bisa dimainkan media. Pertama, peran pendidikan. "Media bisa memberikan edukasi untuk meningkatkan pemahaman warga negara mengenai hak asasinya dengan menyediakan informasi tentang HAM.

Selanjutnya, ada peran monitoring dengan memantau kinerja pemerintah dalam menjalankan kewajibannya untuk memenuhi hak-hak warga negara. Ini terutama implementasi berbagai instrumen internasional HAM yang telah diratifikasi. "Di sinilah benang merah Tim Pansel dan rekan jurnalis berada di titik perjuangan yang sama," tuturnya.

Sementara itu, terkait dengan proses seleksi calon anggota Komnas HAM, Makarim mengungkapkan, hingga saat ini tercatat ada 34 pendaftar. Ia perkirakan jumlah akan bertambah mengingat sampai ditutup 8 April.

Mereka mendaftar melalui website, pos, dan diantar langsung ke Sekretariat Pansel. Jumlah pendaftar tersebut juga merepresentasikan antusiasme dari berbagai kalangan dan latar belakang profesi. Di antaranya, advokat, akademisi, dan aktivis. Bahkan ada juga jurnalis.

Pndaftaran diperpanjang sampai 8 April dengan harapan bisa menambah kesiapan para calon menunjukkan kualitas terbaiknya di bidang perlindungan, penegakan, dan pemajuan HAM.

Proses seleksi selanjutnya, kata Makarim, segera diumumkan melalui media massa. Tim Pansel akan bekerja secara transparan, akuntabel, dan mementingkan kehati-hatian.

"Kita membutuhkan calon-calon yang punya komitmen menegakkan HAM yang makin kompleks," katanya. Dalam kesempatan sama, anggota Pansel, Azyumardi Azra, menegaskan bahwa tugas anggota Komnas HAM ke depan lebih berat. Karena itu, Komnas HAM membutuhkan orang-orang yang punya keunggulan, terutama dalam masalah penegakan HAM.

"Komnas HAM butuh komisioner yang benar-benar memiliki keunggulan," katanya.

Adapun tantangan yang dihadapi, kata dia, salah satunya terkait dengan kebebasan berpendapat masyarakat. Ia menilai, kebebasan menyuarakan pendapat ini menurun karena banyak faktor. Maka dibutuhkan komisioner yang punya kemampuan khusus di bidang tersebut.

"Sekarang orang dikejar-kejar beberapa UU. Ada UU ITE atau dikejar buzzer. "Saya kira ini pelanggaran HAM," ujar Azyumardi. Di Wadas, Purworejo, misalnya, atas nama pembangunan, orang digusur dan digebuki. Kata pejabat tidak terjadi apa-apa. "Kalau ada yang digebuki, ada video, itu rekayasa," kata Azymardi menirukan pejabat. "Jadi, ini yang kita hadapi," tuturnya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top