Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Rekreasi Keluarga I Perajin Kewalahan Siapkan Oleh-oleh

Permukiman Badui Dipadati wisatawan

Foto : ANTARA/Mansur

Terminal Ciboleger sebagai tempat transit menuju kawasan pemukiman Badui di pedalaman Kabupaten Lebak dipadati kendaraan pengunjung wisatawan dari berbagai daerah di wilayah Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat.

A   A   A   Pengaturan Font

Masyarakat mengunjungi permukiman Badui Dalam untuk berburu buah durian yang sudah memasuki panen meski harus berjalan lima jam.

LEBAK - Wisatawan dari wilayah Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat, banyak memadati kawasan permukiman masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak untuk mengisi liburan akhir pekan. "Kami memperkirakan wisatawan pada akhir pekan yang berkunjung ke Badui mencapai ribuan," kata Jali (65), warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Minggu (4/9).
Kunjungan wisatawan ke masyarakat Badui mulai ramai setelah pemerintah membolehkan kembali aktivitas kegiatan ekonomi usai pandemi. Pengunjung berasal dari sejumlah daerah Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Mereka datang bersama anggota keluarga, rombongan perkantoran, hingga pasangan muda-mudi.
Kebanyakan wisatawan yang mengunjungi menuju perkampungan Badui Dalam berjalan kaki setapak dari Ciboleger, melintasi jalan curam dan terjal selama lima jam. "Kami senang dengan banyaknya pengunjung karena menyumbang pendapatan ekonomi untuk masyarakat Badui," kata Jali.
Menurut dia, masyarakat Badui tentu diuntungkan dengan banyaknya pengunjung. Mereka berbelanja aneka kerajinan Badui untuk dijadikan oleh-oleh. Selain itu juga di permukiman Badui memasuki musim buah durian sehingga banyak pengunjung mengonsumsi durian tersebut.
"Kami kewalahan melayani permintaan kerajinan Badui selama akhir pekan kemarin," katanya. Menurut Dani (35) warga DKI Jakarta datang bersama keluarga mengunjungi masyarakat Badui untuk menikmati buah durian. Rasanya manis, beraroma, dan buahnya besar. Harganya relatif murah dan terjangkau.
Selain itu, dia juga berkunjung ke Badui berjalan kaki ke sejumlah permukiman adat untuk silaturahmi dengan warga. "Kami sangat senang dapat mengunjungi Badui karena panorama alamnya masih asli dan menyehatkan," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jaro Saija, mengingatkan para wisatawan agar mematuhi aturan seperti menjaga kebersihan dan lingkungan.
Pengunjung tidak boleh menebang pohon juga membuang sampah sembarangan dan tidak berenang di aliran sungai di kawasan Badui.
Ia mengatakan wisatawan mulai ramai memadati kawasan permukiman Badui sejak Sabtu. "Kami mempersilakan wisatawan mengunjungi Badui, tapi mematuhi tata tertib dan tidak merusak lingkungan," katanya.

Ke Pesisir
Sementara itu, pantai Teluk Labuan Pandeglang banyak diterjang gelombang, sehingga para wisatawan diingatkan untuk menjauh dari pantai. Bukan hanya itu, para nelayan juga kembali ke pesisir akibat angin kencang disertai gelombang tinggi di Perairan Selatan Sunda bagian utara.
"Kami lebih baik ke pesisir melihat angin cukup kencang disertai gelombang tinggi," kata Alibuang (45) seorang nelayan TPI Teluk Labuan Pandeglang. Tiupan angin kencang disertai gelombang tinggi di Teluk Labuan Pandeglang Sabtu pagi hingga sore.
Para nelayan yang hendak melaut ke Pulau Panaitan, Ujung Kulon, dan sekitar Gunung Anak Krakatau terpaksa mengurungkan niat karena takut bahaya laut. "Kami tidak berani melaut karena angin kencang. Gelombangnya diperkirakan mencapai 2,5 meter," jelas Alibuang.
Begitu juga nelayan lainnya, Suryadi (55) juga membatalkan untuk melaut karena cuaca di Perairan Labuan buruk, selain angin kencang juga gelombang tinggi. Sebelumnya, Suryadi bersama dua rekan pukul 16.00 WIB melaut ke Pulau Panaitan untuk menangkap ikan cumi. Namun melihat angin kencang dan gelombang tinggi mereka kembali ke pantai takut tenggelam. Ant/wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top