Perlunya Persiapan Finansial yang Matang untuk Masa Pensiun
Tantangan inflasi di masa depan menuntut semua kalangan untuk mempersiapkan kematangan finansial untuk masa pensiun.
Foto: IstimewaJAKARTA - Tantangan inflasi di masa depan menjadi kekhwatiran banyak kalangan. Perlu mempersiapkan kondisi finansial agar kuat menghadapi pensiun termasuk bagaimana mengambil keputusan yang tepat di saat produktif agar efisien.
Ditemukan sebanyak 13% pensiunan saat ini menyesali keputusan finansial mereka di masa lalu. Alasan utamanya adalah kurang bijak dalam berinvestasi (72%), tidak cukup menabung (39%), dan tidak berkonsultasi dengan perencana keuangan (39%). Sementara, 67% responden baru akan mulai merencanakan biaya pensiun dalam jangka waktu 5 tahun sebelum memasuki masa pensiun.
Itu merupakan kesimpulan dari Studi terbaru Sun Life Asia yang berjudul "Pensiun dalam Perspektif Masa Kini: Mempersiapkan Diri untuk Mewujudkan Hari Tua yang Tenang dan Sejahtera" yang mengungkapkan tantangan dan peluang dalam perencanaan pensiun di Asia.
Kah Jing Lee, Chief Client Officer Sun Life Indonesia menuturkan, studi ini dilakukan di tengah perubahan demografi signifikan di Asia Pasifik, dimana diperkirakan satu dari empat penduduk akan berusia di atas 60 tahun pada tahun 2050.
Survei ini melibatkan 509 responden di Indonesia dan lebih dari 3.500 responden di berbagai negara Asia, termasuk Tiongkok, Hong Kong, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam. Tujuan survei ini adalah untuk memahami aspirasi dan praktik perencanaan pensiun di kalangan masyarakat Asia.
"Studi ini mengungkapkan bahwa mayoritas responden belum siap secara finansial untuk menghadapi masa pensiun. Meskipun terdapat peningkatan keinginan untuk mencapai kemapanan finansial di usia senja, banyak individu menunda perencanaan pensiun hingga mendekati masa pensiun itu sendiri," ungkap Kah Jing Lee di Jakarta, Rabu (9/10).
Data survei menunjukkan bahwa 67% responden baru akan mulai merencanakan dana pensiun dalam jangka waktu lima tahun atau kurang sebelum pensiun, sementara 19% lainnya sama sekali tidak memiliki rencana pensiun.
Kah Jing Lee menyatakan, perubahan sosial dan peningkatan usia harapan hidup telah memengaruhi proses perencanaan masa pensiun di Asia. "Survei kami menunjukkan bahwa meskipun kesadaran akan pentingnya kemapanan finansial di masa pensiun semakin meningkat, masih terdapat kesenjangan antara kesadaran dan aksi nyata masyarakat. Padahal, perencanaan pensiun yang dipersiapkan sedini mungkin adalah kunci untuk meraih hari tua yang sejahtera," ungkapnya.
Dari hasil survei mengindikasikan perlunya peningkatan literasi keuangan masyarakat terkait pentingnya perencanaan pensiun yang komprehensif, termasuk diversifikasi aset ke dalam instrumen investasi yang lebih produktif.
Dia menjelaskan bahwa banyak pensiunan tidak menduga biaya hidup pasca pensiun akan lebih tinggi dan menyesal tidak mempersiapkannya sedini mungkin. Hal ini menjadi catatan penting bagi generasi mendatang, di mana 25% pensiunan mengaku tidak mempersiapkan anggaran pengeluaran untuk masa pensiun mereka, dan 11% tidak menduga bahwa biaya hidup akan jauh lebih tinggi dari perkiraan. "Angka ini diprediksi akan terus meningkat seiring dengan inflasi yang semakin menekan," paparnya
Menariknya, generasi muda semakin sadar akan tantangan finansial di masa mendatang dan mulai menyesuaikan ekspektasi mereka. Dijelaskan pula bahwa pensiunan yang mempersiapkan hari tua optimistis menghadapi masa pensiun dengan sejahtera, sedangkan mereka yang tidak mempersiapkan cenderung mengalami kesulitan.
Berita Trending
- 1 Hasil Survei SMRC Tunjukkan Elektabilitas Pramono-Rano Karno Melejit dan Sudah Menyalip RK-Suswono
- 2 Cagub DKI Pramono Targetkan Raih Suara di Atas 50 Persen di Jaksel saat Pilkada
- 3 Pelaku Pembobol Ruang Guru SMKN 12 Jakut Diburu Polisi
- 4 Panglima TNI Perintahkan Prajurit Berantas Judi “Online”
- 5 Tim Pemenangan Cagub dan Cawagub RIDO Akui Ada Persaingan Ketat di Jakut dan Jakbar