Sederet Musisi Indonesia Angkat Isu Iklim, dari Efek Rumah Kaca hingga Voice of Baceprot
Grup musik Voice of Baceprot saat tampil di IKLIM Fest 2024 di Ubud, Bali.
Foto: ANTARA/HO-IKLIMJAKARTA - Deretan musisi Indonesia dari lintas genre menyuarakan urgensi krisis iklim serta mengajak pendengar untuk beraksi demi menjaga bumi melalui perilisan album kompilasi "sonic/panic Vol.2" yang diinisiasi oleh IKLIM (The Indonesian Climate Communications, Arts, and Music Lab) pada November 2024.
Dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (14/11), album kompilasi "sonic/panic Vol.2" bukan sekadar proses berkarya, tetapi juga sebuah perjalanan memahami dampak nyata perubahan iklim. Melalui "sonic/panic Vol. 2", IKLIM menggunakan musik sebagai medium untuk menggerakkan kesadaran terhadap krisis iklim, mengajak masyarakat untuk bertindak, dan mengedukasi industri musik untuk mengadopsi praktik ramah lingkungan.
"Musik itu powerful. Untuk membuat perubahan, kita harus menyentuh hati orang, dan seni adalah media yang paling efektif untuk itu," kata I Gede Robi Supriyanto, salah satu inisiator IKLIM.
Dia menambahkan, "Isu lingkungan adalah isu yang penting untuk dibicarakan. Jika kita sebagai masyarakat tidak berbicara, pemerintah tidak akan mendengarkan dan tidak akan mengangkat isu ini dalam kebijakan publik".
Dirilis oleh Alarm Records (label rekaman ramah lingkungan pertama di Indonesia), "sonic/panic Vol. 2" menghadirkan 15 lagu dari musisi Indonesia yang peduli terhadap isu perubahan iklim. Ada Efek Rumah Kaca, Petra Sihombing, Voice of Baceprot, Asteriska, Matter Mos, Bsar, Daniel Rumbekwan, Bachoxs, Down For Life, Jangar, LAS!, Poker Mustache, Rhosy Snap, The Vondallz, dan Wake Up Iris!.
Album "sonic/panic Vol. 2" kini dapat dinikmati di berbagai platform streaming musik, seperti Spotify dan YouTube Music. Sebagai bagian dari peluncuran, IKLIM mengajak publik untuk ikut serta mewujudkan praktik industri musik yang lebih ramah lingkungan dan mengadopsi langkah-langkah praktis untuk keberlanjutan bumi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain merilis album kompilasi, IKLIM juga menggelar "IKLIM Fest 2024" yang melibatkan para seniman dalam menyuarakan harapan dan keresahan terhadap krisis iklim. Hasil karya mereka dipamerkan dalam pameran Titik Kritis di Biji World, Ubud, Bali.
Salah satunya karya dari Maghfiro Izzani Mauliana Ikwan. Dalam karyanya, dia mengeksplorasi ketahanan pangan, mengangkat isu perubahan lahan kebun menjadi pabrik, dan ironi di balik kebijakan impor beras yang dipengaruhi perubahan iklim.
Dalam upaya mengimbangi jejak karbon (carbon offsetting) sekaligus meningkatkan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan, IKLIM Fest juga membagikan bibit pohon kepada para penonton. Bibit tersebut diharapkan dapat ditanam di rumah masing-masing sebagai bentuk partisipasi aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Berita Trending
- 1 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 2 Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di Bundesliga
- 3 Dishub Kota Medan luncurkan 60 bus listrik baru Minggu
- 4 Kasdam Brigjen TNI Mohammad Andhy Kusuma Buka Kejuaraan Nasional Karate Championship 2024
- 5 Kampanye Akbar, RIDO Bakal Nyanyi Bareng Raja Dangdut Rhoma Irama di Lapangan Banteng
Berita Terkini
- Amerika Serikat Yakin Korut Siap Uji Coba Nuklir Ketujuh
- Berawal dari Informasi Ini, Polisi Tangkap Pria Simpan Belasan Paket Sabu di Jakarta Utara
- Luar Biasa, KPU Jatim Raih Rekor MURI “Pengiriman Logistik Pilkada Terbanyak dalam Waktu Singkat"
- BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta pada Minggu Berawan Tebal Seharian
- Menyejukkan Ajakan Ini, Tim Pramono-Rano Ingatkan Pilkada Damai Tanpa Singgung Unsur SARA