Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Pangan - Pemerintah Pakai Gula Rafinasi untuk Stabilisasi Harga

Perlu Tarif Tinggi Impor Gula untuk Lindungi Petani Nasional

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Dia pun menyatakan impor gula seharusnya bisa dihentikan dengan peningkatan produksi gula rafinasi di dalam negeri. Namun, Faisal menilai pemerintah secara sengaja menghambat peningkatan produksi gula di dalam negeri. "Kalau Anda lihat, pemerintah kasih izinnya di daerah yang nggak mungkin tanam tebu, Cilegon, Banten, kecuali Cilacap.

Deli Serdang nggak ada tanaman tebu, Makassar nggak juga. Inilah kacaunya pemerintah, jadi sepenuhnya bisa dikatakan gula rafinasi ini stempel untuk berburu rente, menikmati selisih yang sangat besar antara gula Indonesia dan gula dunia," tutur Faisal. "Berburu rente menikmati tanpa berkeringat, free rider, penunggang percuma, itu yang harus kita perangi," tegas dia.

Sementara itu, ekonom Indef, Ahmad Heri Firdaus, menilai keputusan pemerintah untuk mengimpor gula hanya membuang- buang devisa Indonesia. "Impor setiap tahun terus meningkat, tapi ekspor tidak kelihatan. Dampaknya defisit perdagangan kita membesar," kata Heri. Menurut data BPS, pada Januari-November 2018, impor gula mencapai 4,6 juta ton.

Angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan impor tahun sebelumnya sebesar 4,48 juta ton. Heri menegaskan untuk mengatasi karutmarut pergulaan di Indonesia, pemerintah harus menyusun neraca gula yang akurat untuk memastikan ketersediaan dan kebutuhan yang ada. "Keberadaan neraca ini diharapkan bisa menjadi instrumen untuk mengelola pasokan dalam rangka meredam gejolak fluktuasi harga gula," imbuh dia.


Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top