Perlu Strategi Efektif Tingkatkan Lifting Minyak 1 Juta Barel per Hari di 2030
Anggota Komisi XII DPR RI Mulyadi, saat mengikuti Kunjungan Reses Komisi XII ke Pekanbaru, Riau.
Foto: dpr.go.idRIAU - Anggota Komisi XII DPR RI Mulyadi menekankan pentingnya strategi yang efektif dan selektif dalam upaya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) meningkatkan lifting minyak bumi.
Hal ini ia sampaikan dalam Kunjungan Kerja Reses yang bertujuan meninjau pencapaian dan tantangan PHR dalam mengelola salah satu blok minyak terbesar di Indonesia.
Ia menjelaskan PHR saat ini menggunakan dua pendekatan utama untuk meningkatkan lifting, yaitu workover (pemeliharaan sumur lama) dan infill drilling (pengeboran sumur baru). Kedua strategi ini memiliki keunggulan dan tantangan masing-masing.
“Kami menyoroti pentingnya strategi infill drilling dilakukan secara selektif. Mengingat biaya pengeboran sumur baru sangat tinggi, kami meminta PHR untuk memastikan lokasi-lokasi yang dipilih benar-benar potensial dan menghasilkan tambahan produksi yang signifikan. Jangan sampai ada pemborosan,” tegas Mulyadi di Riau, Rabu (11/12).
Di sisi lain, workover dan well intervention (WOWI) dinilai lebih efisien dalam menambah produksi minyak dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pengeboran sumur baru. "Metode ini terbukti memberikan kontribusi penambahan barel per hari yang cukup besar. Namun, infill drilling tetap diperlukan, dengan catatan harus berbasis pada analisis yang mendalam,” tambahnya.
Komisi XII DPR RI juga memberikan dukungan penuh kepada PHR untuk mencapai target lifting nasional sebesar 1 juta barel per hari ( barel per day/bpd) pada 2030, sesuai dengan arahan pemerintah. Saat ini, PHR berkontribusi sebesar 157.839 bpd, atau sekitar 27% dari total produksi minyak nasional sebesar 577.120 bopd, menurut data SKK Migas per 31 Oktober 2024.
“PT Pertamina Hulu Rokan memegang peranan penting dalam mencapai target produksi minyak nasional. Kami di Komisi XII ingin memberikan masukan agar target ini tercapai secara efektif dan efisien,” ungkapnya.
Ke depan, Komisi XII berencana mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan PHR dan SKK Migas untuk mendalami lebih lanjut kendala dan peluang dalam strategi lifting minyak. "Kami optimistis dengan pengelolaan yang tepat, blok Rokan dapat terus menjadi andalan dalam mendukung cita-cita swasembada energi nasional," tutup Mulyadi.
- Baca Juga: Bakrie Digugat 18 Orang
- Baca Juga: Ada Apa, 300 Pati TNI Dirotasi
Dengan strategi yang terarah, PHR diharapkan dapat terus meningkatkan produktivitasnya, tidak hanya untuk mendukung target lifting nasional tetapi juga untuk memperkuat ketahanan energi Indonesia.
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29
Berita Terkini
- Australia akan Paksa Raksasa Teknologi Bayar Berita yang Dibagikan di Platformnya
- Ruas Tol Gending-Kraksaan Difungsionalkan Terbatas Mulai 21 Desember 2024, Hanya Kendaraan Ini yang Diperbolehkan Lewat
- Durian Runtuh! Pj. Gubernur Jatim Serahkan Bonus Rp160 Miliar untuk Atlet dan Pelatih PON XXI Aceh-Sumut
- Kementan-TNI AD Berkolaborasi Genjot Swasembada Pangan
- Soft Launching PRAKSIS: Membangun Demokrasi yang Memajukan Kebaikan Bersama