Perkuat Kolaborasi, Menlu Korsel Bahas Isu Bilateral dan Global dengan Menlu Baru Jepang
Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Tae-yul, pada Jumat (4/10/2024) mengadakan pembicaraan telepon pertama dengan Menteri Luar Negeri baru Jepang, Takeshi Iwaya, untuk membahas hubungan bilateral serta isu-isu regional dan global, demikian menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.
Foto: ANTARA/YonhapSeoul - Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul, Jumat, mengadakan pembicaraan telepon pertamanya dengan Menteri Luar Negeri baru Jepang, Takeshi Iwaya, untuk membahas hubungan bilateral serta isu-isu regional dan global.
Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, dalam percakapan yang berlangsung selama 25 menit itu, Cho menyampaikan ucapan selamat kepada Iwaya atas pelantikannya.
Menlu Cho pun mengusulkan agar kedua belah pihak berkomunikasi erat untuk memperluas kerja sama antara Korea Selatan dan Jepang, kata kementerian tersebut.
Dalam percakapan telepon itu,Iwaya menggambarkan hubungan Seoul-Tokyo sebagai "relasi yang sangat penting" seraya menyatakan bahwa kerja sama bilateral yang erat tidak hanya akan menguntungkan kedua negara, tetapi juga membantu mempromosikan stabilitas dan kemakmuran regional.
Kedua menlu juga sepakat untuk mempercepat persiapan acara yang akan menandai peringatan 60 tahun normalisasi hubungan diplomatik kedua negara tahun depan, kata Kemlu Korsel dalam pernyataannya itu.
Mereka juga menyoroti perlunya kerja sama dalam menangani masalah nuklir dan rudal Korea Utara serta isu-isu regional dan global lainnya.
Iwaya, yang pernah menjabat sebagai menteri pertahanan, ditunjuk sebagai menteri luar negeri setelah pemimpin baru Jepang, Shigeru Ishiba, membentuk kabinet baru pada Selasa (1/10) setelah parlemen mengukuhkan dirinya sebagai perdana menteri.
Hubungan Korea Selatan dan Jepang mengalami peningkatan yang signifikan setelah Presiden Yoon Suk Yeol tahun lalu memutuskan menyelesaikan perselisihan panjang terkait mobilisasi paksa warga Korea oleh Jepang selama masa perang.
Penyelesaian perselisihan itu dilakukan dengan memberikan kompensasi kepada korban tanpa meminta kontribusi dari perusahaan-perusahaan Jepang.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Dikira Houthi, AS Tembak Jatuh Jet Tempur F/A-18-nya Sendiri
- Dishub Sleman petakan jalur mudik rawan kecelakaan dan macet
- Gubernur terpilih dukung TNI-Polri cegah gangguan kamtibmas di Bintuni
- Masdar Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Zarafshan
- Dukung UMKM Go Global, BNI Gandeng PT Pos Perkuat Ekosistem Logistik dan Pembiayaan