Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Perkembangan Terbaru Kudeta, AS Tegaskan Dukungan untuk Presiden Niger yang Digulingkan

Foto : Antara/Dimitris Avramopoulos via wikimedia commons

Foto arsip - Presiden Niger Mohamed Bazoum (dalam foto ini masih berstatus menteri dalam negeri dan berada di sebelah kiri) saat bertemu dengan Komisioner Uni Eropa Untuk Imigrasi Dimitris Avramopoulos, pada 24 Juli 2017.

A   A   A   Pengaturan Font

Washington - Perkembangan terbaru kudeta. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken sudah berbicara dengan Presiden Niger Mohamed Bazoum untuk menegaskan kembali dukungan Washington kepadanya dan menekankan pentingnya keberlanjutan kepemimpinan Bazoum setelah kudeta di negara itu.

Menurut Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, Blinken memuji peran Bazoum dalam memajukan keamanan yang tidak hanya Niger tetapi juga kawasan Afrika Barat.

"Blinken menegaskan bahwa Amerika Serikat akan terus berusaha memastikan pemulihan secara penuh tatanan konstitusional dan pemerintahan demokratis di Niger," kata Miller mengenai pembicaraan telepon antara Blinken dan Bazoum yang terjadi Jumat pekan ini.

Dalam panggilan telepon terpisah dengan mantan Presiden Niger Mahamadou Issoufou, Blinken mengungkapkan keprihatinan bahwa Bazoum yang telah terpilih secara demokratis masih ditahan, sementara negosiasi yang berlangsung untuk memastikan tatanan konstitusional di Niger menemui jalan buntu.

"Menteri (Blinken) prihatin bahwa mereka yang menahan Bazoum mengancam keberlangsungan kerja sama yang sukses selama bertahun-tahun dan bantuan ratusan juta dolar untuk mendukung rakyat Niger," demikian pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

Blinken meminta Issoufoumelanjutkan upaya menyelesaikan masalah itu demi mendukung pemerintahan sipil yang dipilih secara demokratis.

Awal pekan ini, tentara Niger yang menamakan diri Dewan Nasional untuk Perlindungan Negara (CNSP) mengumumkan kudeta melalui televisi, tidak lama setelah menahan Bazoum di kediamannya.

Mereka menyebut situasi keamanan yang memburuk dan pemerintahan yang buruk sebagai alasan melancarkan kudeta.

Bazoum terpilih pada 2021 dalam transisi kekuasaan demokratis pertama Niger sejak memperoleh kemerdekaan dari Prancis pada 1960.

AS menahan diri untuk menyebut peristiwa itu sebagai kudeta, sebagian karena pembatasan dalam hukum Amerika yang akan memicu penghentian semua bantuan luar negeri AS.

AS menempatkan lebih dari 1.000 tentara di Niger, dan mengoperasikan pangkalan drone di dekat Agadez.

Washington telah bekerja sama dengan otoritas Niger untuk operasi penanggulangan terorisme di wilayah tersebut.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top