Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perjalanan Nietzsche dalam Berfilsafat

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Nyatanya, peringatan Nietzsche tentang bahaya Idee fixe tidak main-main. Banyak kekerasan dimulai dari konsep atau Ideefixe. Contoh, konsep agama tertentu yang membuat orang rela menjadi martir dan pembunuh. Di sini, menurut Nietzsche, ada kaitan antara kepercayaan tertentu dengan kebutuhan untuk percaya dari subjek itu yang mengungkapkan kekuatan dan kelemahan.

Semua fanatisme yang meng-fix-kan ide tertentu adalah pengungkapan kelemahan manusia itu sendiri. Bukan hanya fanatisme agama, tetapi juga fanatisme dalam filsafat, patriotisme, bahkan dalam ateisme! Intinya, fanatisme bisa berbentuk apa saja, tetapi yang jelas ada sesuatu dalam diri manusia yang membutuhkan pegangan dan tuntutan yang memerintah dari luar diri (hlm 223).

Bahkan, dalam sains pun ada fanatisme yang mengklaim kebenaran satu-satunya. Fanatisme sains yang berstandarkan objektivitas telah mengabaikan subjektivitas dan mengorbankan keyakinan lainnya. Ambisi sains mencari kebenaran sebenar-benarnya ini, dilihat Nietzsche sebagai kehendak mati-matian akan kematian. Ini terungkap dari hasil kerja sains yang mematikan tatanan ekologis (hlm 231).

Fanatisme, menurut Nietzsche, lahir dari kebutuhan akan pegangan. Inilah genealogi Nietzsche yang berusaha mencari kaitan-kaitan antara ujaran metafisis tertentu dengan motivasi yang melandasinya. Lewat genealogi, kita diajak tidak terlalu mudah ditipu omongan-omongan tentang kebenaran, sehebat apa pun, sesaleh apa pun dan seilmiah apa pun.

Sebab semua lahir dari keloyoan orang-orang lemah yang butuh pegangan dengan meng-fix-kan suatu nilai tertentu. Ini agar hidupnya tetap eksis dan tertata di tengah kenyataan yang (menurut Nietzsche) ambigu, plural, dan selalu menjadi (tidak fiks) (hlm 242).
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top