Perguruan Tinggi Harus Terlibat Pencegahan Depresi
Direktur Utama PKJN RSJMM Nova Riyanti Yusuf, dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RSJ dr H Marzoeki Mahdi (PKJN RSJMM) Bogor bersama Cempaka Study Club yang didukung Meeting.ai, di Jakarta, Selasa (31/10).
Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nizam, mengatakan, perguruan tinggi harus mampu mencegah depresi yang dapat memicu depresi. Seluruh civitas academica harus terlibat untuk menciptakan kampus yang sehat, aman, dan nyaman.
BOGOR - Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nizam, mengatakan, perguruan tinggi harus mampu mencegah depresi yang dapat memicu depresi. Seluruh civitas academica harus terlibat untuk menciptakan kampus yang sehat, aman, dan nyaman.
"Itu (depresi) harusnya tidak terjadi ketika kita saling peduli, kita saling asah, asih, dan asuh," ujar Nizam dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RSJ dr H Marzoeki Mahdi (PKJN RSJMM) Bogor bersama Cempaka Study Club yang didukung Meeting.ai, di Jakarta, Selasa (31/10).
Dia menjelaskan, pihaknya terus mendorong terciptanya kampus yang sehat secara holistik. Selain kesehatan fisik, kesehatan intelektual sebagai akademisi harus terfasilitasi dengan adanya diskursus secara kritis, analitis, bernas, tapi juga dikemas ke dalam solusi-solusi yang baik dan disampaikan secara santun.
Nizam menambahkan, kesehatan yang tak kalah penting menurut adalah sehat emosional atau sehat psikologis. Menurutnya, sampai saat ini kesehatan jiwa dan psikologis kerap dipandang hanya menjadi urusan psikolog serta pengampu bimbingan dan konselin.
"Menurut saya itu adalah kebutuhan kita semua dan bisa kita lakukan bersama-sama. Melalui kampus yang care, kampus yang caring, saling peduli," jelasnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya