Perguruan Tinggi Harus Siapkan Talenta untuk Hadapi Perkembangan AI
Mendiktisaintek, Prof Dr Ir Satryo Soemantri Brodjonegoro
Foto: ANTARA /Hafidz Mubarak APresiden RI, Prabowo Subianto, telah melantik kabinet untuk menjalankan roda pemerintahan sampai 2029. Dalam kabinet Merah Putih, salah satu perhatian menarik salah satunya yaitu kementerian yang mengurusi pendidikan. Prabowo memutuskan untuk memecah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi tiga kementerian, salah satunya Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Dengan pemecahan kementerian diharapkan penyelenggaraan pendidikan tinggi serta riset dan teknologi bisa lebih fokus. Persoalan sektor tersebut bukan persoalan sepele. Semakin tinggi jenjang pendidikan, akses pendidikan semakin sedikit. Selain itu, program riset dan teknologi juga masih butuh dorongan.
Sejauh ini, juga muncul beberapa isu mulai dari kebebasan mimbar akademik, lulusan perguruan tinggi, beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dan banyaknya mahasiswa terjebak judi online. Untuk mengetahui mengetahui pengelolaan pendidikan ke depannya, wartawan Koran Jakarta, Muhamad Ma'rup, mewawancarai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Prof Dr Ir Satryo Soemantri Brodjonegoro, dalam beberapa kesempatan. Berikut petikan wawancaranya.
Bisa diceritakan apa saja pesan dari Presiden RI Prabowo Subianto seusai Anda dilantik?
Pak Presiden mengatakan pokoknya para menteri setelah dilantik sudah mulai kerja, tidak ada lagi belajar dulu. Langsung mulai. Untuk itu di bidang saya akan melaksanakan yang telah digariskan oleh menteri sebelumnya. Tidak ada perubahan, sementara tidak ada stagnasi. Proses jalan terus supaya kontinuitas terjamin.
Pendidikan tidak boleh terganggu oleh adanya perubahan yang menyebabkan adanya stagnasi atau kebingungan di antara pelaku pendidikan baik itu anak-anak maupun pendidiknya. Kita akan terus jalankan.
Perbaikan sambil jalan terus karena pendidikan itu proses yang berjalan. Tidak bisa kita mengadakan perubahan tiba-tiba dengan konsep baru. Itu akan menimbulkan suatu setback yang tidak bisa kita tangani. Kami akan terus laksanakan, kita perbaiki terus ke depan.
Menurut Anda, apa saja tantangan di sektor pendidikan tinggi, sains, dan teknologi?
Di bidang saya mungkin yang saya sekarang paling khawatir adalah bahwa kita di pendidikan tinggi kita nggak tahu nanti pekerjaan apa yang masih ada tahun 2030 karena sudah berkembangnya AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan yang demikian besar di mana semua pekerjaan sudah diganti oleh mesin learning. Kita harus mempersiapkan diri bagaimana pembelajaran untuk masa depan yang tidak pasti dan tidak menentu. Bagaimana kita bisa mengajarkan anak-anak kita sesuatu yang kita nggak tahu masa depan seperti apa.
Untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti tidak menentu diperlukan suatu metode pembelajaran yang baru. We will transform our educational methodology. Gak bisa lagi memorizing, tapi harus membuat anak-anak kita di semua ini itu punya critical thinking otherwise.
Tantangan lain adalah pekerjaan lulusan perguruan tinggi yang relatif masih sangat rendah. Masih terdapat lulusan perguruan tinggi yang bekerja pada bidang keahlian rendah, serta keterserapan di pasar kerja belum optimal akibat kurangnya kualitas serta taut suai pembelajaran di perguruan tinggi dengan kebutuhan industri. Ini bisa terjadi bukan hanya karena tidak relevannya pendidikan tinggi, namun juga karena di satu pihak kita melihat memang lapangan pekerjaan Indonesia itu relatif sangat minim untuk lulusan perguruan tinggi kita.
Untuk pengembangan talenta sains dan teknologi kondisinya seperti apa?
Terkait pengembangan talenta, masih minimnya perhatian terhadap pengembangan talenta sains dan teknologi. Terbatasnya dukungan terhadap pengembangan karier, jaringan, dan kemajuan profesional penghambat individu-individu berbakat untuk mengejar karier di bidang sains dan teknologi. Ini betul-betul dibutuhkan karena Indonesia Emas 2045 membutuhkan talenta-talenta yang mempunyai daya saing global, yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen.
Selain itu, ada faktor kurangnya perhatian terhadap pengembangan sains dan teknologi. Kita menuju Indonesia Emas 2045, diharapkan PDB kita naik signifikan menjadi negara yang nomor 4 atau 5 besar di dunia, dengan tingkat ekonomi yang pertumbuhannya juga cukup tinggi. Itu hanya mungkin tercapai jika memang SDM dibekali dengan kemampuan dalam bidang sains dan teknologi. Penumbuhan dan penguatan budaya ilmiah, scientific culture dalam penelitian dan pengembangan.
Sebagai ilustrasi jika melihat India dalam undang-undang dasar India, ada satu pasal yang menyatakan masyarakat harus mempunyai scientific temper, scientific culture,di mana itu merupakan suatu kekuatan untuk berpikir ilmiah. Itu sebabnya, India sangat maju dalam hal scientific atau ilmiah ini karena memang mereka itu punya kepercayaan, kan dulu Gandhi yang menetapkan itu, kita harus punya mindset scientific. Nah, kita juga berharap ke depan Indonesia juga akan maju, kita perlu didukung oleh suatu mindset atau attitude yang ke arah ilmiah.
Terkait efektivitas dan kualitas pemanfaatan dana penelitian, terbatasnya anggaran penelitian, sementara pelaksanaan penelitian perguruan tinggi belum berkualitas dan berdampak. Karena pengembangan sains dan teknologi tidak mungkin tanpa melalui kegiatan penelitian.
Koran Jakarta/M. Fachri
Perguruan tinggi mesti relevan dengan zaman. Kondisinya seperti apa?
Terkait relevansi, tantangannya adalah terputusnya hubungan perguruan tinggi dari kebutuhan masyarakat. Institusi pendidikan tinggi tidak selalu menyelaraskan kurikulum dan prioritas penelitiannya dengan kebutuhan dan tantangan khusus yang ada di komunitas lokalnya. Kami akui banyak dari kalangan pendidik itu yang kalau mendidik itu menurut apa yang dia inginkan, bukan apa yang dibutuhkan masyarakat.
Untuk regulasi di tiga sektor tadi bagaimana pendapat Anda?
Regulasi dan kebijakan yang berubah terlalu cepat. Ini mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pendidikan nasional. Misalnya dalam aspek pendanaan, sekaligus menimbulkan ketidakpastian hukum. Jadi, kita ke depan juga kita meminimalkan terjadinya upaya-upaya perubahan-perubahan yang menghambat perkembangan pendidikan tinggi.
Bahkan ke depan, kami juga mengupayakan agar pendidikan tinggi itu diregulasi sedemikian rupa untuk memberikan ruang gerak yang inovatif kepada para pengampunya. Ini supaya pendidikan tinggi ke depan itu memang betul bermanfaat untuk pembangunan nasional Indonesia.
Seperti apa langkah kementerian terkait pengelolaan pendidikan tinggi?
Kita beri mereka keleluasaan berkembang. Kita tahu juga setiap perguruan tinggi mempunyai keunikannya masing-masing. Itu kunci dari keberhasilan perguruan tinggi. Nah,bagaimana bisa perguruan tinggi dengan keunikannya ya tadi itu masing-masing punya suatu critical thinking untuk bisa mengembangkan perguruan tinggi.
Beberapa waktu lalu ada isu soal kebebasan akademik. Pandangan Anda seperti apa?
Semua tergantung dari pimpinan perguruan tingginya. Kami berikan pada mereka keleluasaan secara akademik. Silakan, karena kampus harus punya kebebasan akademik yang tinggi. Tapi, saya minta pada pimpinan perguruan tinggi tolong jaga dengan baik. Kebebasan itu harus dibarengi dengan akuntabilitas tanggung jawab pada publik.
Untuk polemik di UI terkait kelulusan salah satu menteri seperti apa?
Itu kewenangan sepenuhnya dari Rektor UI. Ya, silakan mereka perbaiki diri. Itu kewenangan sepenuhnya dari rektor. Antisipasi harusnya oleh rektornya sendiri.
Kita tidak mencampuri, tidak intervensi kegiatan seperti itu. Silakan masing-masing rektor membenahi dan menyelesaikan kegiatan di kampus masing-masing sesuai dengan norma yang berlaku.
Banyak mahasiswa terjebak judi online. Bagaimana sikap kementerian terkait ini?
Terkait dengan jadi online maka kelompok pelajar dan mahasiswa yang terlibat sampai saat ini berjumlah total 960 ribu. Sebagian besar adalah mahasiswa. Untuk itu, Kemendiktisaintek sudah memerintahkan kepada setiap pemimpin perguruan tinggi negeri swasta untuk berupaya mencegah keterlibatan dosen mahasiswa dan tenaga kependidikan supaya tidak terlibat kepada judi online.
Terkait mahasiswa yang terdampak dari judi online tersebut dan kita menganggap mereka itu korban dari praktik-praktik oleh para bandar judi online. Maka, mereka yang terdampak itu diadakan upaya rehabilitasi dan yang sampai harus diopname atau dirawat karena gangguan mental tiap perguruan tinggi wajib untuk merehabilitasi dan membantu memulihkan kondisi.
Setelah itu memang mereka dipastikan untuk tidak lagi terjebak kepada di online tergantung dari trauma yang dialami oleh para mahasiswa. Kebanyakan di treatment oleh psikolog untuk memulihkan kembali jalan pikiran si anak-anak tersebut.
Salah satu masalah pendidikan tinggi adalah Uang Kuliah Tunggal (UKT). Bagaimana komitmen kementerian untuk mengatasi masalah ini?
Terkait UKT butuh kajian menyeluruh dibutuhkan karena persoalan UKT tidak dapat dilihat hanya dari satu sisi. Sehingga diperlukan evaluasi lebih lanjut. Jadi kita lihat, nasional seperti apa kondisinya. Intinya, tidak ada mahasiswa yang tidak bisa kuliah. Hanya karena enggak punya uang. Tidak boleh ada lagi mahasiswa yang terhalang untuk kuliah karena keterbatasan finansial. Kami akan terus meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan memberikan dukungan kepada mahasiswa agar bisa lanjut kuliah.
Kami akan membuat kebijakan yang dapat memfasilitasi semua anak-anak mengenyam pendidikan tinggi. Tak boleh ada anak yang tidak belajar. Negara wajib membantu mereka yang ingin dan mampu belajar, tapi kemampuan ekonominya kurang tidak ada anak yang tidak bisa belajar negara akan bantu. Sangat penting mendidik anak-anak berprestasi dengan baik dan berkarya sesudahnya. Sehingga, menumbuhkan ekonomi Indonesia dan akhirnya mensejahterakan Indonesia.
Beberapa waktu lalu ramai isu bahwa lulusan LPDP mesti kembali ke Indonesia. Bagaimana tanggapan Anda?
Kita memang memberi kesempatan mereka untuk berkarya di mana saja. Meskipun dia tidak pulang, tapi dia punya prestasi yang bagus. Kemudian, dia bekerja di perusahaan yang juga baik di luar negeri. Atau ada penelitian yang di laboratorium yang bagus di luar negeri. Kemudian, dia suatu hari menemukan inovasi. Kita bilang, Indonesia yang menemukan inovasi. Meskipun di luar negeri, kan masih merah putih.
Kita tidak bisa maksa dia pulang. Karena kita belum punya cukup tempat untuk mereka berkarya. Kasihan dia nanti, ilmunya tinggi, di sini tidak ada wadahnya. Lebih baik, kamu teruskan ke sana saja. Yang penting merah putih. Suatu hari siapa tahu ada peraih Nobel orang Indonesia, tapi di Amerika. Tidak apa-apa kan? Itu yang positif. Berkarya bisa di mana-mana. Untuk merah putih.
Kalau mereka tidak pulang juga tidak ada sanksi. Kenapa harus pulang? Kalau kita punya tempat untuk mereka bekerja. Kalau tempatnya tidak ada, kasihan sama dia.
Meski begitu, kami juga secara bersamaan mencoba membangun industri di Indonesia. Kalau kita punya industri yang cukup kuat, mereka bisa pulang bekerja di kita. Sementara mereka di sana dulu, syukur-syukur dia di sana bisa bantu kita membangun industri di sini. Atau mereka yang di luar negeri masuk ke startup yang kelas dunia, bisa bikin di sini cabangnya, atau pabriknya di sini, kan tidak ada masalah.
Berarti ada salah persepsi di masyarakat?
Jadi, harus positif mikirnya. Jangan curiga. Memang menghabiskan duit? Tidak juga. Investasi pendidikan tidak pernah rugi. Jangan dihitung pulang atau tidak. Uang kembali berapa? Jangan. Dia punya karier, punya prestasi kan. Dia tidak nganggur, dia bekerja. Punya pengetahuan penghasilan yang baik. Kenapa tidak?
Tidak ada persyaratan wajib pulang. Karena kalau kita wajibkan, kita juga salah. Suruh pulang misalnya, terus di sini tidak ada kerjaan. Kan dosa kita. Tidak ada ketentuan mereka harus pulang jadi. Dia tidak melanggar apa-apa.
Ke depan beasiswa LPDP ini akan seperti apa?
Presiden sudah mencanangkan program suasana pendapangan, suasana energi, ketersediaan air, hilirisasi. Nah, ke depan kita katakan untuk bidang-bidang itu, LPDP itu. Supaya dia lulus, berkarya di mana pun juga, bisa membangun Indonesia, memenuhi tadi, pangan, energi, air, dan sebagainya.
Penerima beasiswa LPDP harus berkontribusi untuk negeri. Penerima beasiswa harus mampu terlibat dalam pembangunan dan menyejahterakan bangsa dan negara.
Tentunya, kami berharap teman-teman dapat kembali ke masyarakatdalam bentuk kontribusi nyata untuk bangsa dan negara Indonesia. Kontribusinya bisa bermacam-macam sesuai dengan bidang masing-masing.
Saya harap para penerima beasiswa ini dapat menjadi talenta sumber daya Indonesia yang berkualitas dan mampu berdaya saing global. Keberadaan mereka penting dalam rangka mencapai target Indonesia Emas 2045.
Khusus bagi penerima yang berkuliah di luar negeri, saya meminta untuk memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya dan menjadi pribadi yang tangguh untuk menghadapi berbagai tantangan di bidang-bidang yang baru. Harapannya, para peserta dapat menjalin relasi yang luas dengan orang-orang setempat dan meraih berbagai ilmu. Mumpung di luar negeri, kuasai bahasa dan kultur setempat, mingle dan bergaul dengan teman-teman setempat, dan raihlah ilmu itu sebanyak-banyaknya mumpung kita diberikan kesempatan.
Di kementerian sebelumnya ada program Kampus Merdeka. Apakah ini akan berlanjut?
Program Kampus Merdeka yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi bakal terus dilanjutkan. Program tersebut perlu sejumlah perbaikan.
Kami berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Salah satunya memberikan suasana belajar yang mendukung kesejahteraan mental mahasiswa. Semangat belajar dan memastikan pendidikan tetap berjalan lancar sangat penting, meskipun ada beberapa tantangan yang dihadapi.
Meski demikian, terdapat beberapa kendala yang perlu diatasi, seperti regulasi yang belum sempurna dan skenario pembelajaran yang masih perlu disempurnakan. Yang mendesak barangkali kalau ada yang masih kurang. Entah itu regulasinya atau skenarionya, itu diperbaiki dulu.
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 2 Rilis Poster Baru, Film Horor Pabrik Gula Akan Tayang Lebaran 2025
- 3 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 4 Tayang 6 Februari 2025, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Nyata yang Sempat Viral
- 5 Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Sebut JETP Program Gagal
Berita Terkini
- Fabio Quartararo Jadi yang Tercepat di Sesi Perdana Tes Sepang
- Dewa United Amankan Kemenangan di Kandang Sendiri
- Pelatnas PBSI Pererat Ikatan Kebersamaan dengan Retret di Situ Lembang
- AS Setujui Uji Coba Transplantasi Ginjal Babi
- Kejar Tumbuh Berkerlanjutan, Perusahaan Agribisnis Ini Gelar Townhall Meeting 2025