Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Krisis di Semenanjung Korea

Pergeseran Nuklir Korut Cerminkan Tren Global

Foto : AFP/KCNA VIA KNS

Uji coba senjata I Korea Utara menunjukkan uji coba senjata taktis tipe baru di lokasi yang dirahasiakan, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Langkah pemimpin dari Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, yang menyatakan dia tidak akan pernah menyerahkan nuklirnya dan memasukkan doktrin serangan pertama ke dalam undang-undang (UU) adalah bagian dari dinamika eskalasi baru yang mengkhawatirkan dalam kebijakan senjata nuklir di seluruh dunia.

Sejak puncak Perang Dingin, persenjataan nuklir terutama berfungsi sebagai pencegah untuk digunakan hanya sebagai upaya terakhir. Tetapi ketika Russia menginvasi Ukraina pada Februari, segalanya mulai berubah.

Pejabat Russia telah menolak untuk mengesampingkan kemungkinan serangan nuklir terhadap Ukraina, dan Presiden Vladimir Putin telah berulang kali membuat ancaman terselubung perang nuklir. Pada Rabu (21/9), Putin bersumpah bahwa Moskwa akan menggunakan semua cara yang kami miliki untuk melindungi Russia.

Korut yang telah lama menjadi paria global untuk program senjata nuklirnya, tiba-tiba merevisi undang-undangnya bulan ini. Pyongyang mendeklarasikan dirinya sebagai kekuatan nuklir yang tidak dapat diubah dan menawarkan serangkaian skenario ketika akan menggunakan nuklirnya.

"Kami telah memasuki era baru di mana satu negara terbuka untuk menggunakan senjata nuklir, berbeda dengan doktrin Perang Dingin," kata Kim Jong-dae dari Yonsei Institute for North Korean Studies.

"Dengan pembicaraan tentang serangan pertama, otomatis, dan penyebaran nuklir taktis, kebijakan baru Korut mencerminkan respons Kim terhadap perubahan dinamika nuklir di seluruh dunia," imbuh Kim Jong-dae.

Bukan hanya Putin yang ditanggapi Pyongyang: Amerika Serikat juga telah memainkan peran, tambah analis itu, menunjuk pada kebangkitan nuklir taktisnya berupa senjata yang lebih kecil yang dirancang untuk digunakan di medan perang, di bawah mantan Presiden Donald Trump.

Akhir Diplomasi

Ketika mengumumkan kebijakan baru Korut, Kim Jong-un mengatakan status negara itu sebagai kekuatan nuklir tidak dapat diubah yang secara efektif menghilangkan kemungkinan pembicaraan denuklirisasi.

"Tujuan Washington DC selama beberapa dekade untuk membuat Pyongyang menyerahkan nuklirnya dengan imbalan bantuan, sekarang mustahil untuk direalisasikan dan Seoul harus secara serius mempertimbangkan untuk memperoleh senjata nuklirnya sendiri," kata Cheong Seong-chang dari Pusat Studi Korea Utara di Institut Sejong.

Ini adalah langkah yang bahkan telah dikesampingkan oleh presiden baru Korsel, Yoon Suk-yeol, yang mulai menjabat pada Mei lalu, meskipun dia mengisyaratkan pihaknya bisa terbuka terhadap AS untuk menempatkan senjata nuklir taktis di Korsel. SB/AFP/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top