Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Peran Perempuan - Partai Politik Diminta Akomodasi Kepemimpinan Perempuan

Perempuan Punya Andil Besar dalam Pembangunan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sejarah Indonesia membuktikan bahwa sejumlah perempuan hebat telah ikut memberikan sumbangsih pemikiran dan perjuangan fisik meraih dan mengisi kemerdekaan.

Jakarta - Tidak bisa di[ungkiri, perempuan Indonesia memiliki andil besar dalam proses pembangunan di Tanah Air. Tetapi, peran itubelum maksimal, karena berbagai hambatan yang dialamai perempuan. Karena itu, pemerintah diminta lebih konsen memberikan edukasi melalui kesadaran perempuan terhadap bangsa dengan banyak hal, misal melalui seni dan budaya

Penilian tersebut dikemukakan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Siti Zuhro, kepada Koran Jakarta, usai menhgadiri acara "Malam Budaya Baca Puisi Perempuan untuk Indonesia," yang diselenggarakan Majelis Nasional Forum Alumni HMI Wati (MN Forhati) di Gedung Perpustakaan Nasional, Jalan Merdeka Selatan 11, Jakarta Pusat, Minggu (29/4)

Siti yang juga Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni HMI (KAHMI), mengatakan, kehadiran perempuan sangat diperlukan dalam pemerintahan dan ini sudah terlihat dari delapan perempuan hebat yang menjadi menteri dalam Kabinet Kerja Pemerintahan Joko Widodo.

Selain itu lanjut Siti, kehadiran perempuan sangatlah dibutuhkan di bidang legislatif, eksekutif dan yudikatif karena dapat memberikan kontribusi besar bagi Indonesia. Namun kehadiran perempuan saat ini baru sebatas kuantitas, bukan secara kualitas.

Apalagi lanjut Siti yang juga sebagai Setua Timsel KPU Kab/Kota DKI Jakarta berpendapat, belum hadirnya perempuan masih nampak jelas pada afirmasi perempuan di bidang kepemiluan. Namun Siti juga mengakui hal tersebut dikarenakan kurangnya kualitas calon perempuan yang kalah dengan kaum lelaki.

"Jadi tidak bisa menghendaki memenuhi kuota dengan memaksa memilih perempuan," ungkapnya.

Siti juga mengkritisi partai politik yang belum mengakomodasi perempuan sebagai penentu kebijakan dalam internal partainya. Perempuan haruslah dikaderisasi, sehingga partai akan memiliki kualitas kaum perempuan yang berkompetensi dan berintegritas. Oleh karena itu partai politik juga harus hadir mengayomi perempuan.

Acara malam budaya dengan pembacaan puisi ini digelar dalam rangka puncak peringatan Hari Lahir Raden Ajang Kartini. Perempuan yang banyak menulis dan menginspirasi ini harus menjadi cermin bagi perempuan masa kini.

Belum Maksimal

Senada dengan Siti Zuhro, Koordinator Presidium FORHATI, Hanifah Husein berpendapat, bahwa nilai-nilai Kartini saat ini belum secara maksimal terlaksana dalam konteks kehidupan sehari-hari. Sebab menurutnya, segala sektor saat ini lebih didominasi perempuan. Sehingga dalam acara tersebut menjadi momentum kebangkitan perempuan Indonesia, bukan hanya sebagai pelengkap kaum pria saja.

"Jadilah perempuan terbaik, karena perempuan adalah insan pengabdi serta bertanggung jawab namun tidak hilang sifat kodratinya sebagai seorang Ibu," imbuhnya.

Malam budaya pembacaann puisi ini dihadiri Ibu Wakil Presiden RI, Mufidah Jusuf Kalla, Menlu Retno Marsudi, Ketua MPRZulkifli Hasan, Anggota DPD GKRHemas, Wagub DKI Jakarta Sandiaga S Uno, Budayawan Taufik Ismail, serta jajaran pengurus Forhati. Dalam kesempatan itu, Mufidah Jusuf Kalla berkesempatan membacakan puisi berjudul Ibu Pertiwi karya N. Syamsudin Ch. Haesy (Teluk Bone, 2018).

Ketua MPRZulkifli Hasan jugamembacakan puisinya. Sebelum membaca puisi, Zulkifli sempat menceritakan kisah hidupnya saat masih anak-anak. Dia mengatakan, tugas seorang ibu memang begitu berat. Maka, menurut dia, puisi tentang ibu ia akan bacakan tidak mudah diucapkan.

Acara turut dimeriahkan dengan tarian dan musik tradisional Indonesia. Hadirin terpana dengan permainan tari dan musik tradisional kita.

n rag/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top