Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
EDISI KHUSUS KEMERDEKAAN

Percuma Mendidik, Anaknya Pinter tapi "Nyolongan"

Foto : KORAN JAKARTA/SELOCAHYO

BERSAMA ANAK ASUH | Penggagas pendidikan sekolah untuk anak kurang mampu, Liana Christanty (kiri) bersama salah satu anak asuh, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (13/8).

A   A   A   Pengaturan Font

Sejak pagi hingga petang, anak-anak bebas datang untuk mendapatkan bimbingan pelajaran gratis yang diberikan oleh dua guru di setiap fasilitas itu. Liana bersama teman-temannya yang peduli juga membuka panti asuhan Rumah Anak Pelita Permai dan Panti Asuhan Pondok Hayat. Panti Asuhan Pondok Hayat dikhususkan untuk menampung anak-anak yang lahir dari hubungan di luar nikah, sedangkan Rumah Anak Pelita Permai bagi anak kurang mampu.

Setiap bulan, Yayasan Kasih Pengharapan harus mengeluarkan biaya ratusan juta rupiah untuk membantu menjamin keberlangsungan seluruh kegiatan sosial itu.

Liana menuturkan sekitar 80 persen dari siswa TK dan SD Pelita Permai adalah anak-anak kaum urban dari wilayah NTT, yang merantau ke Surabaya sejak puluhan tahun yang lalu dan hidup dalam keadaan miskin. Bersama anak-anak dari orang tua yang merantau dari Jatim lainnya, seperti Jember, Tuban, dan Madura, mereka mendapat fasilitas pengajaran, buku, dan seragam, dengan kewajiban bayar sukarela.

"Ada yang bayar seribu rupiah, dua ribu rupiah setiap bulan. Terserah yang penting mereka mau sekolah," ujar Liana, di Surabaya, Selasa (13/8).

Anak-anak tidak hanya mendapat pelajaran akademis, sekolah juga memberikan pendidikan karakter untuk melengkapi performa para siswa. Pendidikan karakter diberikan melalui pelajaran etika dan agama, serta pada setiap kesempatan tatap muka dengan guru.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top