Percepatan Penerapan Teknologi Canggih di Era Digital
Foto: istimewaQlue mengumumkan telah bergabung dalam NVIDIA Inception Program, sebuah program akselerator untuk perusahaan rintisan teknologi deep learning dan artificial intelligence (AI) guna menggenjot inovasi teknologi untuk mewujudkan Indonesia Smart Nation.
Nvidia Inception merupakan program akselerator virtual untuk perusahaan rintisan teknologi yang bertujuan memajukan perusahaan yang berpotensi tinggi menciptakan evolusi industri melalui teknologi AI dan data science.
Program ini diikuti 2.000 startup dari penjuru dunia, di antaranya ada 15 startup dari Indonesia yang terpilih untuk mengikuti program dan salah satu startup yang digandeng adalah Qlue, yang dinilai sebagai perusahaan dengan inovasi potensial.
Setiap startup yang bergabung dalam program ini akan mendapatkan berbagai keuntungan berkelanjutan, mulai dari pelatihan dari para pakar, program hibah untuk perangkat keras (hardware) serta dukungan pemasaran.
"Nvidia Inception program juga akan membantu Qlue dalam menyatukan berbagai pengetahuan teknis dan bisnis dalam memberikan solusi AI dan deep learning, yang telah tersedia sejauh ini," kata Rama Raditya, Founder dan CEO Qlue, di Jakarta, belum lama ini.
Dukungan NVIDIA, perusahan teknologi asal California, AS ini diharapkan dapat mengoptimalkan inovasi teknologi Qlue yang telah ada maupun dikenal sebagai bagian dari solusi smart city.
Alhasil kompetensi akan terus dikembangkan melalui program ini, selain pelaporan warga, Rama menceritakan Qlue akan mengembangkan deteksi sensor polusi udara, tingkat kemacetan, parkir ilegal, dan lain sebagainya.
"Urbanisasi semakin tinggi, orang-orang semakin sibuk, sedangkan permasalahan pun semakin banyak. Maka dari itu, isu seputar safety, security dan mobility harus diangkat," jelasnya.
Sebelumnya Qlue menawarkan berbagai solusi teknologi berbasis AI dan deep learning, seperti QlueVision analisa untuk mengidentifikasi perilaku manusia, penghitungan kendaraan dan manusia, identifikasi wajah dan identifikasi plat nomor kendaraan.
Aplikasi Qlue pun sudah dicoba negara lain, seperti Malaysia, Thailand, dan Myanmar. Namun tim Qlue memutuskan untuk fokus di dalam negeri terlebih dahulu. "Program Nvidia Inception akan mempercepat terwujudnya smart city di Indonesia dengan memaksimalkan seluruh potensi Qlue yang akan memberikan peningkatan nilai untuk perusahaan, investor, dan masyarakat untuk mempercepat perubahan positif dan menjadikan Indonesia smart nation," tegas Rama.
Potensi Tenaga Lokal
Selain itu, Indonesia saat ini bisa dikatakan masih darurat tenaga kerja digital. Tingginya kebutuhan tenaga kerja di sektor ini, belum bisa diimbangi ketersediaan lulusan dari lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Managing Director Oracle Indoneisa, Davian Omas menyebut sebenarnya secara potensi Indonesia memiliki tenaga kerja digital yang cukup. "Memang jika dibanding dengan India kita masih jauh, tapi saya optimistis Indonesia akan unggul pada waktunya dengan segenap potensi sumber daya manusia yang kita miliki," terangnya kepada Koran Jakarta, belum lama ini.
Di lingkup pendidikan tinggi/universitas, respon terhadap kemajuan zaman pun belakangan mulai menjawab kebutuhan. "Di BINUS itu ada jurusan yang menunjang digital era sampai S3, lalu Budi Luhur, ITB juga demikian jurusan IT sudah menjadi populer, di samping jurusan lain seperti ekonomi dan lain sebagainya. Nah, untuk menguatkan tenaga kerja digital, tinggal bagaimana program dan regulasi pemerintah soal bagaimana memanfaatkan potensi dan menciptakan tenaga digital lokal ke depan," terangnya.
Berdasarkan data BPS, penciptaan lapangan kerja pada kegiatan ekonomi formal selama 2012-2014 rata-rata sebanyak 1 juta orang per tahun. Pada 2015-2017, penciptaan lapangan kerja ini turun rata-rata 0,47 juta orang per tahun. Pada 2015-2017, jumlah tenaga kerja bertambah rata-rata 1,5 juta per tahun.
Hal ini menunjukkan perkembangan ekonomi digital juga telah melahirkan informalisasi pekerjaan. Definisi informalisasi ini mengacu pada tumbuhnya aktivitas penciptaan pendapatan baru di luar pekerjaan pada umumnya.
"Teknologi itu hanya alat, secara hitung-hitungan mereka pasti lebih cerdas. Tapi itu secara IQ saja, tidak secara emosional, semua masih dalam kendali manusia," tandasnya. ima/R-1
Tarif Ideal Ojek Online
Pada kesempatan berbeda, Kemenhub sejak 1 Mei 2019 memberlakukan tarif baru untuk Ojek Online (Ojol). Tarif baru yang ditetapkan Kemenhub tersebut dinilai Darmaningtyas, pengamat transportasi yang juga Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Indonesia (MTI) sudah ideal. "Tarif yang diberlakukan sekarang sudah tengah-tengah, melindungi pengemudi dan penumpang," jelasnya.
Menurutnya jika tarif terlalu murah yang senang hanya penumpang. Tetapi jika terlalu mahal penumpang tidak senang serta hanya pengemudi dan pemilik aplikasi yang diuntungkan.
Lebih lanjut, kata Darma, tarif yang diberlakukan Kemenhub saat ini terbilang lebih murah jika dibandingkan dengan tarif ojol ketika pertama kali layanan ini muncul. "Saat pertama kali layanan ini ada, tarifnya Rp4.000/km, kemudian terlihat murah karena pemilik aplikasi menurunkan tarif semurah-murahnya dengan berbagai macam promo dan perang tarif," ungkapnya.
Menyusul pemberlakuan tarif baru ini pemilik aplikasi ojol, seperti Gojek sebelumnya menyatakan mengalami penurunan order karena tarif baru tersebut dianggap terlalu tinggi. Gojek pun sempat berupaya mengembalikan ke tarif seperti semula (menurunkan tarif) atau tidak seperti yang ditetapkan pemerintah pada 1 Mei 2019.
Langkah penurunan tarif Gojek ini dinilai tidak ideal. "Sayangnya Kemenhub tidak bisa memberikan sanksi karena yang bisa memberikan sanksi adalah Kominfo mengingat izin perusahaan aplikasi adanya di Kominfo," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua Indonesia, Igun Wicaksono menganggap, melalui pemberlakuan tarif tersebut pemerintah sudah memperhatikan kepentingan para pengemudi ojol meskipun tarif tersebut masih belum sesuai harapan.
"Setidaknya pemerintah sudah memperhatikan nasib ojol. Setelah evaluasi selama tiga bulan kami harapkan ada peningkatan lagi secara bertahap," ungkapnya.
Menurut Igun, jika ada pemilik aplikasi yang berusaha menurunkan kembali tarif ojol pihaknya akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan baik yang bersifat demonstrasi, apakah off bid hingga saran penghentian penggunaan aplikasi perusahaan yang menurunkan tarif.
"Kami juga akan menemui regulator serta Komisi Pengawas Persaingan Usaha untuk melaporkan ada aturan yang dilanggar aplikator dan akan berdampak pada terjadinya perang tarif kembali," tegasnya.
Terkait promo tarif murah yang kerap dilakukan penyedia aplikasi, menurut Igun, hal tersebut tidak menjadi masalah selama tarif yang diberlakukan sesuai aturan.
Igun berpendapat promo yang dilakukan tersebut memiliki dampak positif bagi penumpang dan driver pun tidak dikenakan potongan dengan adanya promo tersebut. ima/R-1
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 2 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
- 3 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
- 4 Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus
- 5 Perkuat Kolaborasi, PM Jepang Dukung Indonesia untuk Jadi Anggota Penuh OECD
Berita Terkini
- Yusril Sebut Setelah Presidential Threshold Dihapus, MK Berpeluang Batalkan Parliamentary Threshold
- Pembicaraan Pemprov Dan Tim Transisi Dilanjutkan Kamis Ini
- Penguatan Dollar AS Bakal Meningkatkan Biaya Pendanaan di Ekonomi Pasar Berkembang
- Kantin Sekolah Perlu Diperhatikan
- Di Pasar Tradisional Beras SPHP Bisa Dioplos Jika Pengawasan Lemah