Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perangi Hoaks dengan Melek Hukum dan Literasi Digital

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Meskipun sejumlah pelaku tindak kejahatan dunia maya sudah diciduk, seakan belum menimbulkan efek jera. Hingga kini, masih banyak penyebar konten hoaks. Hal tersebut bisa jadi karena minimnya kecakapan literasi digital masyarakat. Pendidikan tinggi tak menjamin seseorang memiliki kecakapan literasi media. Ini terbukti dari penyebar hoaks tak jarang oknum intelek.

Selanjutnya, para elite politik juga berperan penting. Para politikus merupakan sosok berpengaruh di dunia virtual. Hampir seluruh aktor politik saling berebut pengaruh melalui media sosial. Sesungguhnya, yang dilakukan masyarakat merupakan cerminan perilaku elite (Hal 249).

Berita bohong masih menjadi trending topic di kalangan netizen. Hoaks sering di-retweet dan di-share. Sebab informasi abal-abal ini selalu menarik dan dapat menaikkan traffict pengguna media sosial. Meningkatnya penggunaan smartphone ditengarai juga menjadi faktor maraknya hoaks. Media sosial dapat diakses dengan cepat sehingga netizen mudah berbagi cerita. Tak menutup kemungkinan, informasi yang diunggah mengandung hoaks.

UU ITE saja tidak cukup menangkis penyebaran berita palsu. Keluarga harus ada di garda terdepan untuk mencegah hoaks. Orang tua harus aktif mengawasi anak mengakses media sosial. Diperlukan kerja sama pemerintah dan masyarakat memutus rantai ini. Langkah konkret Kominfo memblokir situs yang tak pantas patut diapresiasi.

Lakukan tips berikut untuk terlibat dalam penyebaran hoaks. Berpikir sebelum mengunggah konten atau berkomentar di media sosial. Bijak mengidentifikasi informasi yang diperoleh. Hindari menulis konten berbau SARA (Hal 291).
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top