Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perang Dagang AS-Tiongkok

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Daftar pajak impor yang diajukan USTR tidak termasuk produk yang berfokus konsumen seperti ponsel dan laptop yang dirakit di Tiongkok. Namun, tarif tersebut akan berdampak pada kendaraan bermotor listrik maupun berbahan bakar bensin dan komponen televisi layar datar. USTR menetapkan produk Tiongkok yang terkena tarif impor melalui algoritma yang didesain untuk memilih produk terdampak paling besar terhadap ekspor Tiongkok. Produk yang sekiranya akan mengganggu perekonomian AS dikecualikan dari daftar 1.300 tersebut, sedangkan produk yang masuk daftar, diperingkat sesuai dengan besarnya dampak bagi konsumen AS.

Tak pelak, aksi perang datang AS Tiongkok tersebut menggoyang bursa Asia. Sehari setelah aksi saling jegal, 4 April 2018, mayoritas bursa Asia memerah. MSCI Asia Pacific Index menurun 0,4 persen ke level terendah dalam lebih dari tujuh pekan. Ternyata, tanggapan Tiongkok lebih keras harapan pasar. Menurut beberapa analis pasar Asia, memang investor tidak memperkirakan reaksi Tiongkok seperti itu. Sehingga ketika kebijakan Trump berbalas, pasar langsung bereaksi negatif karena semakin diliputi ketidakpastian.

Transfer Teknologi

Harus diakui, di balik isu tarif tersebut, bagi AS terpenting dalam perdangangan dengan Tiongkok keprihatinan tentang kebijakan transfer teknologi yang diterapkan Beijing. Jadi, bukan pada ekspor baja dan alumunium yang disubsidi, misalnya. Walaupun subsidi tersebut merugikan produsen baja dan aluminium AS, harga lebih rendah juga membantu perusahaan AS yang menggunakan input baja dan alumunium. Ini juga menguntungkan konsumen yang membeli produk tersebut.

Tetapi, Tiongkok benar-benar merugikan kepentingan AS ketika dianggap telah mencuri teknologi yang dikembangkan perusahaan AS. Beberapa tahun lalu Tiongkok menggunakan keahlian cyber Peoples Liberation Army's (PLA) menginfiltrasi perusahan AS dan mencuri teknologinya. Pemerintah Tiongkok membantah tuduhan tersebut. Sampai akhirnya Presiden AS Barack Obama dan President Xi Jinping bertemu di California Juni 2013. Obama menunjukkan pada Xi detail bukti-bukti yang diperlihatkan cyber espionage AS. Akhirnya, Xi setuju bahwa Tiongkok tidak lagi menggunakan PLA atau institusi lainnya untuk mencuri teknologi AS.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top