Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perang Berakhir? Negosiasi Damai Rusia dan Ukraina Telah Dimulai, Presiden Vladimir Putin akan Setop Invasi dengan Syarat Ini

Foto : harvard.edu/AP

Presiden Rusia Vladimir Putin

A   A   A   Pengaturan Font

Negosiasi untuk menghentikan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina telah mulai dilakukan meski situasi masih memanas. Presiden Rusia Vladimir Putin membeberkan beberapa syarat jika invasi ingin berakhir.

Dilansir dari CNN Internasional, Selasa (1/3), delegasi Moskow dan Kyiv bertemu di perbatasan Belarusia kemarin. Namun, pertemuan perdana usai invasi Rusia di Ukraina tersebut belum menghasilkan tanda-tanda akan ada gencatan senjata.

Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mikhaylo Podolyak mengatakan, delegasi Ukraina dan Rusia mengadakan negosiasi putaran pertama. Ia menjelaskan, tujuan utama pertemuan tersebut yakni terkait gencatan senjata dan mengakhiri aksi pertempuran di wilayah Ukraina.

"Para pihak telah menentukan topik di mana keputusan tertentu dipetakan. Agar keputusan ini dapat diambil alih," ucapnya kepada wartawan usai perundingan.

Sementara, Kepala Delegasi Rusia Vladimir Medinsky mengatakan, pihaknya setuju untuk perundingan putaran kedua.

Di waktu berbeda, Presiden Vladimir Putin menekankan syarat untuk menghentikan invasi di Ukraina. Pertama, Ukraina harus bersikap netral dan tidak memihak pada Barat.

Pernyataan tersebut disampaikan Putin setelah berbincang dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada Senin (28/2).

Dikutip dari Reuters, melalui pernyataan yang dirilis Kremlin, Putin menuturkan salah satu kunci solusi konflik Ukraina lainnya adalah negara pecahan Uni Soviet itu harus menghapus pengaruh 'Nazi atau praktik fasisme' dan 'tindakan represif (denazifikasi) dan "demiliterisasi". Hal tersebut, kata Putin, khususnya untuk wilayah Ukraina Timur yang ia klaim kerap menjadi target diskriminasi dan genosida.

Putin juga meminta Ukraina mengakui secara resmi kontrol Rusia atas Kriema, wilayah Ukraina yang dicaplok Moskow dari Kiev pada 2014 lalu. Krimea merupakan bagian dari wilayah teritorial selatan Ukraina yang berbatasan langsung dengan Laut Hitam.

Sebelumnya, ketegangan Rusia-Ukraina terjadi setelah Presiden Vladimir Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis pro-Moskow di Ukraina Timur. Kemudian, pada 24 Februari lalu, Rusia mulai melancarkan serangan ke Ukraina.

Pihak Hak Asasi Manusia, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mencatat terdapat 102 warga sipil yang meninggal dunia dan 304 lainnya luka-luka di Ukraina. Jumlah tersebut tercatat sejak Rusia melancarkan invasi di Ukraina pada Kamis (24/2) lalu.

Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top