Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa Wilayah

Penyelam Filipina Mencabut Penghalang Terapung di Laut Tiongkok Selatan

Foto : Istimewa

Seorang penyelam dari Satuan Penjaga Pantai Filipina memotong penghalang teritorial yang dipasang oleh Tiongkok di perairan Scarborough Shoal yang disengketakan.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Manila baru-baru ini mengambil 'tindakan tegas' terkait Scarborough Shoal perairan yang disengketakan dengan Beijing di Laut Tiongkok Selatan. Seorang penyelam dari Satuan Penjaga Pantai Filipina memotong penghalang teritorial terapung yang dipasang oleh Tiongkok, untuk menghalangi para nelayan lokal mencari ikan.

The Telegraph melaporkan, tali sepanjang 300 meter tersebut menghubungkan barisan pelampung, pada sebuah gugusan terumbu karang kecil namun strategis, 130 mil sebelah barat pulau Luzon, Filipina.

Juru bicara penjaga pantai Filipina, Komodor Jay Tarriela, mengatakan, pihaknya mengambil "tindakan tegas" untuk memutuskan tali di fitur maritim dengan nama Filipina, Bajo de Masinloc (BDM) tersebut, dan menerbitkan rekaman seorang penyelam saat sedang menembusnya.

"Sesuai dengan instruksi presiden," kata Jay Tarriela.

"Pembatas ini membahayakan navigasi, sebuah pelanggaran yang jelas terhadap hukum internasional. Hal ini juga menghambat aktivitas penangkapan ikan dan mata pencaharian nelayan Filipina di BDM, yang merupakan bagian integral dari wilayah nasional Filipina," tambahnya.

Selain rekaman penyelam tersebut, terdapat video lain yang menunjukkan awak kapal melepas jangkar blokade.

Scarborough Shoal terletak di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina sepanjang 200 mil laut sebagaimana ditentukan oleh hukum maritim internasional dan ditegaskan oleh keputusan Pengadilan Arbitrase Internasional pada tahun 2016, namun Tiongkok menolak untuk mematuhinya.

Beijing menegaskan bahwa kawasan tersebut, bersama dengan banyak terumbu karang, bebatuan, dan fitur laut lainnya yang diklaim oleh negara tetangga, adalah wilayahnya. Ini merujuk pada dangkalan itu sebagai Pulau Huangyan.

Tiongkok pada Selasa (26/9), memperingatkan Filipina "untuk tidak melakukan provokasi atau mencari masalah", dan insiden tersebut terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran global atas pengaruh Tiongkok di kawasan Pasifik.

"Tiongkok bertekad untuk menjaga kedaulatan dan kepentingan maritimnya di Pulau Huangyan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Wang Wenbin.

Ketegangan antara Tiongkok dan Filipina semakin meningkat, dengan Manila semakin menantang klaim kontroversial Beijing atas 90 persen Laut Tiongkok Selatan yang kaya sumber daya.

Media pemerintah Tiongkok, Global Times, menggambarkan kontroversi tersebut sebagai "kegagalan yang dilakukan pihak Filipina yang bekerja sama dengan media Barat" yang bertujuan untuk "menciptakan narasi palsu yang menggambarkan Tiongkok sebagai 'pengganggu'.

Nelayan Filipina sering mengklaim bahwa intimidasi yang dilakukan oleh milisi maritim Tiongkok menghalangi mereka mengakses wilayah penangkapan ikan tradisional dan merusak pendapatan mereka.

Bulan lalu, kapal penjaga pantai Tiongkok juga terekam menembakkan meriam air dari jarak dekat ke kapal pasokan Filipina yang sedang dalam perjalanan ke perairan dangkal yang disengketakan, tempat pasukan Filipina ditempatkan selama beberapa dekade.

Insiden ini menuai kecaman luas dari dunia internasional, termasuk dari AS dan Inggris.
"Manuver berbahaya yang dilakukan kapal-kapal Tiongkok yang menimbulkan risiko serius terhadap perdamaian dan stabilitas regional" katanya.

Jangkauan tegas Tiongkok atas sebagian besar wilayah Laut Tiongkok Timur dan Laut Tiongkok Selatan telah mengguncang negara-negara tetangga Beijing di Asia, termasuk Vietnam, Malaysia, Brunei, Indonesia dan Jepang, yang mempunyai klaim teritorial yang saling bersaing.

Selain sengketa maritim, hubungan Beijing dengan New Delhi telah memburuk sejak 2020, ketika bentrokan di sepanjang perbatasan yang tidak jelas di wilayah Himalaya Ladakh menyebabkan 20 tentara India dan empat tentara Tiongkok tewas.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top