Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penyebab Pendinginan Global Abad ke-6 Masih Jadi Misteri

Foto : Fabrice COFFRINI / AFP
A   A   A   Pengaturan Font

Berdasarkan studi yang diterbitkan pada 14 November 2018 di jurnal Antiquity melaporkan tim telah melakukan analisis irisan inti es kuno dari Pegunungan Alpen Swiss yang berisi catatan sejarah mikroskopis selama lebih dari 2.000 tahun. Partikel debu, logam, dan elemen udara yang membeku di berbagai tingkat inti sepanjang 72 meter mengisyaratkan bagaimana atmosfer di Eropa berubah selama dua milenium terakhir.

Perubahan atmosfer faktornya bisa bermacam-macam mulai dari badai debu nun jauh di Sahara hingga ledakan penambangan perak di mana pun lokasinya. Namun menurut studi terkini mengungkapkan bahwa letusan gunung berapi besar di Islandia secara langsung mendahului awal hari-hari paling gelap di Eropa.

Studi baru mengambil penelitian sebelumnya dari makalah beberapa rekan penulis dengan membandingkan dengan potongan irisan ultratipis inti es Alpine yang diambil pada 2015 untuk analisis kimia. Dengan menggunakan metode ini, para ilmuwan mengambil puluhan ribu sampel inti, mewakili hanya beberapa hari atau pekan hujan salju sepanjang sejarah dan menganalisis elemen atmosfer tertentu yang telah terperangkap di sana.

Ketika melihat sampel yang berasal dari musim semi tahun 536 M, tim menemukan batu kuarsa vulkanik mikroskopis, yang kemudian terlacak bahwa batuan vulkanik itu berasal dari Islandia. Menurut para peneliti, temuan ini adalah bukti dari adanya letusan gunung berapi besar yang memuntahkan segumpal abu yang mengerikan ke udara di belahan Bumi utara, lalu terbawa angin ke selatan ke Eropa dan abu vulkanik itu menutup langit selama lebih dari setahun.

Sementara penelitian sebelumnya telah menyarankan bahwa letusan gunung berapi di tempat yang sekarang menjadi Amerika Serikat bagian Barat, mungkin menjadi penyebab hari-hari gelap Eropa, namun rekan penulis studi Christopher Loveluck, seorang arkeolog di University of Nottingham di Inggris mengatakan hipotesis Islandia adalah lebih konsisten dengan kehancuran yang digambarkan dalam catatan sejarah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top