Penutupan Pasar Hewan Jetis Ponorogo Membuat Pedagang Sapi Kecewa
Beberapan pedagang tiba di pasar hewan Jetis yang sedang diberlakukan lockdown (penutupan sementara) di Jetis, Ponorogo, Jumat (10/1/2025).
Foto: ANTARAPONOROGO – Sejumlah pedagang sapi di Pasar Hewan Jetis Ponorogo merasa kecewa setelah mendapati pasar hewan tersebut ditutup sementara, Jumat (10/1).
Mereka kecewa karena telat mendapat informasi penutupan sehingga kecele saat sudah tiba di Pasar Hewan Jetis.Mereka mendapati pintu gerbang ditutup dan tak ada aktivitas perdagangan di hari pasaran.
Kebijakan penutupan selama 14 hari itu dilakukan Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak.
Meski informasi penutupan telah diumumkan dua hari sebelumnya, beberapa pedagang mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Mereka yang terlanjur membawa ternaknya untuk dijual, terpaksa kembali ke rumah.
"Tahunya pasar tutup, ya pas sampai sini tadi. Mau bagaimana lagi, ya pulang saja. Semoga wabah ini segera berakhir agar harga sapi kembali normal," ujar Suyadi, pedagang sapi asal Kecamatan Siman.
Kepala bidang Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Ponorogo, Okta Hariyadi, menjelaskan bahwa penutupan Pasar Hewan Jetis berlangsung mulai 8 hingga 21 Januari 2025.
"Kebijakan ini sesuai instruksi Bupati Ponorogo untuk mencegah penyebaran PMK yang sedang merebak. Meski berat, kami harus tetap menutup pasar sementara," kata Okta saat ditemui di lokasi.
Okta menambahkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi mengenai penutupan pasar. Namun, dia mengakui masih ada pedagang yang belum mendapatkan informasi tersebut.
"Diharapkan melalui penutupan sementara ini, kasus PMK di Ponorogo bisa ditekan. Setelah 14 hari, kebijakan lanjutan akan disesuaikan dengan situasi terkini," ucapnya.
Berdasarkan data terbaru, lebih dari 340 ekor sapi di Ponorogo telah terjangkit PMK yang tersebar di 16 kecamatan.
Dengan total populasi sapi mencapai 68 ribu ekor, upaya pencegahan terus diintensifkan untuk menghindari kerugian lebih besar bagi peternak.
Berita Trending
- 1 Pemerintah Percepat Pembangunan Sekolah Rakyat
- 2 TNI AD Telah Bangun 3.300 Titik Air Bersih di Seluruh Indonesia
- 3 Program Makan Bergizi Gratis Harus Didanai Sepenuhnya Dari APBN/D
- 4 Basarnas evakuasi jenazah diduga WNA di tebing Uluwatu
- 5 Guru Besar UGM Sebut HMPV Tidak Berpotensi Jadi Pandemi, Ini Alasannya