Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penurunan Biaya PCR dan Antigen Tak Serta-merta Ikuti Pemerintah

Foto : ANTARA/Arif Firmansyah

Tenaga kesehatan melakukan tes swab PCR kepada pasien di Bumame Farmasi, Tajur, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/8).

A   A   A   Pengaturan Font

Besaran biaya tes PCR dan Antigen masih beragam dan tak serta merta klinik maupun penyedia jasa mengikuti kebijakan pemerintah.

Pandemi virus SARS-CoV-2 (Covid-19) menyerang dan melumpuhkan hampir seluruh aktivitas penduduk dunia, tak terkecuali Indonesia. Pemerintah lantas menerapkan strategi 3T, yakni testing, tracing, dan treatment. Sayangnya, strategi itu terkendala dengan mahalnya biaya tes, baik itu antigen maupun PCR (polymerase chain reaction).

Sebelum Oktober 2020, biaya tes PCR sekitar 1,2 juta rupiah untuk hasil 1 x 24 jam, sedangkan antigen 500 ribu rupiah. Minggu kedua Oktober 2020 diturunkan, tes PCR paling mahal untuk 1 x 24 jam, dan tes antigen paling mahal 250 ribu rupiah.

Meski sudah diturunkan, tetap saja biaya test antigen dan PCR tidak terjangkau oleh masyarakat bawah. Memang di DKI Jakarta dan beberapa wilayah ada yang gratis, tetapi hasilnya keluar tiga hari, bahkan ada yang tujuh hari. Selama menunggu hasil itu, kemungkinan orang tersebut berinteraksi dengan orang lain sangat besar.

Butuh waktu lama dan mahalnya tes, terutama PCR ini dikeluhkan masyarakat. Tetapi pemerintah diam saja, tidak ada reaksi. Baru kemudian muncul informasi bahwa biaya tes PCR di India kalau dirupiahkan hanya sekitar 95 ribu rupiah, masyarakat kembali menuntut pemerintah menurunkan biaya tes PCR.

Akhirnya, Presiden Joko Widodo pun menurunkan menjadi paling mahal 550 ribu rupiah untuk hasil 1 x 24 jam dan tes antigen maksimal 125 ribu rupiah. Pertanyaannya, kenapa baru sekarang diturunkan? Selisih maksimal tarif baru PCR dengan tarif lama sebesar 350 ribu rupiah, itulah uang yang "dirampok" dari rakyat selama berbulan-bulan. Dengan 550 ribu rupiah saja sudah untung, kenapa harus 900 ribu rupiah?
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top