Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Demonstrasi di Hong Kong

Pengunjuk Rasa Gelar Aksi Damai

Foto : AFP/Manan VATSYAYANA

Kecam Kekerasan Polisi l Seorang demonstran membawa spanduk yang bertuliskan kecaman terhadap respons polisi dengan kekerasan dalam aksi unjuk rasa antipemerintah di Hong Kong, saat ia mengikuti aksi pawai damai pada Minggu (18/8). Aksi demo di Hong Kong saat ini telah memasuki pekan ke-10.

A   A   A   Pengaturan Font

HONG KONG - Puluhan ribu aktivis prodemokrasi kembali memenuhi jalan-jalan di Hong Kong dalam sebuah aksi pawai damai yang digelar pada Minggu (18/8) untuk menantang para pemimpin kota, meskipun aksi kekerasan terus meningkat dan datang peringatan yang semakin keras dari Beijing.

Para pemrotes itu dalam aksi damainya sambil membawa payung karena sedang turun hujan lebat di Hong Kong dan tak menghiraukan perintah polisi untuk tidak berkumpul di taman yang sebelumnya dipergunakan untuk melakukan pertemuan umum.

"Aksi pawai pada Minggu digelar sebagai demonstrasi tanpa kekerasan," kata penyelenggara dari Front Hak Asasi Manusia Sipil.

Dalam aksi pawai damai yang berlangsung hingga malam hari ini, tak terdengar ada laporan terjadinya kericuhan. Sebelumnya panitia menegaskan mereka ingin kembali melakukan aksi gerakan protes tanpa pemimpin itu secara damai.

"Ini hari yang panjang dan kami sangat lelah, tetapi melihat begitu banyak orang turun ke jalanan di tengah hujan deras sedang melanda Hong Kong, telah memberi kekuatan bagi semua orang," kata Danny Tam, seorang desainer grafis berusia 28 tahun.

Krisis politik di Hong Kong ini dipicu oleh oposisi terhadap rencana untuk memungkinkan ekstradisi ke Tiongkok daratan. Namun, aksi protes berubah menjadi seruan yang lebih luas bagi hak-hak demokratis di kota semiotonom itu.

Kemarahan warga Hong Kong kian meruncing setelah polisi menanggapi aksi unjuk rasa dengan menggunakan tongkat pemukul serta menembakkan peluru gas air mata dan peluru karet terhadap pengunjuk rasa. "Polisi melakukan hal-hal yang sama sekali tidak dapat diterima," ucap seorang pengunjuk rasa bernama Yim.

Amazon Dikritik

Pada bagian lain dilaporkan bahwa perusahaan ritel daring raksasa asal Amerika Srikat, Amazon, mendapat kecaman di Tiongkok setelah penemuan kaos bertuliskan slogan-slogan yang mendukung demo antipemerintah di Hong Kong di jual di situs Amazon.com pada Kamis (15/8).

Menurut media pemerintah Tiongkok, Global Times, di platform media sosial Weibo, banyak para pengguna internet yang menyatakan bahwa situs ritel daring ini tidak sensitif dengan keadaan orang-orang Tiongkok, sehingga Amazon harus memberi pelajaran.

Sebelumnya pada pekan lalu, pengguna media sosial Weibo juga menyerukan boikot untuk label mode seperti Versace, Coach, Givenchy, dan Swarovski, setelah produsen merek terkenal itu mencantumkan di situs web mereka bahwa Hong Kong dan Taiwan sebagai bagian terpisah dari Tiongkok, serta tidak menghormati dan mendukung kedaulatan dan integritas teritorial Tiongkok.

Atas protes dan ancaman boikot dari Tiongkok itu, beberapa produsen merek terkenal, melalui duta dagangnya dan kampanye iklan terbaru mereka, telah meminta maaf atas kesalahan mereka.

Protes dari Tiongkok itu bukan yang pertama kali. Tahun lalu, Tiongkok menuntut perubahan pada situs web dari 44 maskapai asing yang telah mencantumkan Hong Kong, Makau, dan Taiwan. Kemudian pada Agustus tahun lalu, perusahaan furnitur raksasa Swedia, IKEA, juga mendapat kecaman karena tidak mencantumkan Taiwan sebagai bagian dari Tiongkok di situs webnya. ang/AFP/SCMP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top