Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hilirisasi Industri

Pengolahan Holtikultura Kurangi Impor Bahan Baku

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengangkat potensi industri pengolahan komoditas hortikultura di Provinsi Gorontalo. Hal itu guna memanfaatkan potensi bahan baku dalam negeri sehingga mengurangi impor bahan baku oleh industri.

Langkah strategis ini sejalan dengan kebijakan hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku domestik. Upaya itu juga sekaligus menjadi solusi untuk mendongkrak harga komoditas, seperti kopra dalam jangka panjang.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan pihaknya akan fokus mendorong sektor industri pengolahan produk hortikulura di Gorontalo. "Selain karena potensi alamnya yang melimpah, produk industri kita harus berbasis bahan baku dalam negeri dengan kualitas yang mampu kompetitif di pasar ekspor," ungkapnya melalui keterangannya ketika melakukan kunjungan kerja di Gorontalo, akhir pekan lalu.

Airlangga menegaskan pihaknya terus menggenjot diversifikasi produk komoditas hortikultura untuk memenuhi permintaan ekspor. Selain itu, produksi hortikultura akan dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman (mamin) di dalam negeri.

Sebagai penyerap produk hasil pertanian dan perkebunan, industri makanan dan minuman memiliki konsistensi kinerja yang gemilang dengan mampu mengatrol baik pertumbuhan industri pengolahan nonmigas maupun ekonomi nasional. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor makanan dan minuman sebesar 35,73 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) industri nonmigas pada triwulan III tahun 2018.

Sepanjang 2018, nilai ekspor produk hortikultura segar dan olahan diproyeksi mencapai 2,23 miliar rupiah. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Gorontalo, pada 2018, jumlah industri skala besar dan sedang terdapat 20 perusahaan dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 7.693 orang. Sedangkan, industri mikro dan kecil mencapai 12.360 unit usaha dengan melibatkan 31.910 tenaga kerja.

Sektor perkebunan kelapa menjadi prospek andalan berlangsungnya produksi pabrik tepung kelapa dan nata de coco di Kabupaten Gorontalo. Sementara itu, di Provinsi Gorontalo, juga terdapat satu kawasan industri yaitu Kawasan Industri Agro Terpadu (KIAT) di Kabupaten Bone Bolango.

Intervensi Pemerintah

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie potensi industri berbasis sumber daya alam cukup banyak di Gorontalo sehingga diharapkan ada perhatian dan intervensi oleh pemerintah pusat untuk mendorong peningkatan investasi khususnya sektor industri.

Contohnya pabrik tepung kelapa tadi, itu 90 persen bahan kelapanya diambil dari petani sehingga ada added value bagi mereka. ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top