Pengeluaran Keluarga untuk Rokok Setara Protein Hewani
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maria Endang Sumiwi.
Foto: IstimewaJAKARTA - Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maria Endang Sumiwi, mengatakan, pengeluaran keluarga untuk rokok dan tembakau setara protein hewani. Hal tersebut didapatkan dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023.
“Menurut data tersebut, pada berbagai kuintil pengeluaran, persentase belanja untuk rokok dan tembakau cukup signifikan,” ujar Maria, dalam keterangannya kepada awak media, Rabu (22/1).
Dia menjelaskan, pada kuintil 1 tercatat pengeluaran sebesar 11,54 persen, kuintil 2 sebesar 13,39 persen, kuintil 3 sebesar 14,17 persen, kuintil 4 sebesar 14,30 persen, dan kuintil 5 sebesar 11,35 persen. Di sisi lain, pada kuintil 1, pengeluaran untuk protein hewani mencapai 14,83 persen, kuintil 2 sebesar 16,27 persen, kuintil 3 sebesar 17,26 persen, kuintil 4 sebesar 18,41 persen, dan kuintil 5 sebesar 20,6 persen.
“Indonesia mengalami tiga masalah besar terkait gizi, yaitu gizi kurang (undernutrition), kekurangan mikronutrien, dan overweight atau obesitas. Salah satu masalah yang signifikan adalah stunting pada balita mencapai 21,5 persen, sehingga berpengaruh langsung terhadap kualitas sumber daya manusia kita,” jelasnya.
Endang mengungkapkan, data terseut menunjukkan bahwa tantangan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia masih sangat besar. Salah satu upaya penanggulangannya yaitu meningkatkan konsumsi makanan bergizi seimbang.
Dia melanjutkan, makanan bergizi seimbang harus mencakup beragam jenis makanan, termasuk sayur dan buah, serta lauk yang kaya protein. Masyarakat juga perlu membiasakan sarapan dan cukup minum air putih setiap hari.
“Untuk itu, kita perlu memberikan prioritas pada pola makan yang bergizi seimbang, terutama bagi anak-anak. Gizi seimbang sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan,” katanya.
Endang menyebut, Hari Gizi Nasional (HGN) 2025 menjadi momentum agar masyarakat mampu memilih makanan yang lebih sehat sebagai asupan sehari-hari. Sebagai contoh, masyarakat dapat memilih jus buah serta makanan olahan rumah tangga daripada makanan cepat saji, termasuk memilih buah-buahan sebagai camilan daripada gorengan atau makanan tinggi gula.
“Peringatan Hari Gizi Nasional diharapkan menjadi momentum perubahan ke arah yang lebih baik pada seluruh komponen masyarakat, khususnya untuk perilaku makan bergizi seimbang,” ucapnya.
Berita Trending
- 1 Kurangi Beban Pencemaran Lingkungan, Minyak Jelantah Bisa Disulap Jadi Energi Alternatif
- 2 Keren Terobosan Ini, Sosialisasi Bahaya Judi “Online” lewat Festival Film Pendek
- 3 Laga Krusial PSG Kontra Manchester City
- 4 Pertamina JBT Jamin Pasokan BBM Aman di Tengah Bencana Alam di Jawa Tengah
- 5 Terus Dikebut Pembangunannya, Pembiayaan IKN Skema KPBU Capai Rp60,93 Triliun
Berita Terkini
- Pertumbuhan DPK Bakal Terakselerasi di Kisaran 6-7 Persen Tahun Ini, Ini Salah Satu Penyebabnya
- Peranan Perwakilan Diplomatik Bisa Dioptimalkan untuk Perluas Pasar Ekspor Produk Indonesia
- Imbangi Pembangunan Pembangkit, PLN Bangun Jaringan Transmisi 48 Ribu Kms
- Sampai Sekarang Belum Terima Revisi Proposal, Pemerintah Ultimatum Apple
- Gunung es yang hanyut bahayakan Pulau Georgia Selatan dan satwa liar