Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pengabdian dan Pengorbanan Dokter di India dalam Hadapi Korona

Foto : AFP/XAVIER GALIANA

Tugas Berat - Sejumlah perawat dan dokter yang mengenakan APD sedang menangani pasien Covid-19 di unit gawat darurat RS Sharda di Greater Noida, India, pada Rabu (15/7) lalu. Mengenakan APD yang menyesakkan dan ruangan tanpa dilengkapi AC menyebabkan tugas para staf medis di rumah sakit ini amat berat serta semakin berisiko bagi kesehatan mereka.

A   A   A   Pengaturan Font

Dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) yang menyesakkan, dokter Showkat Nazir harus mempertaruhkan nyawanya dalam melaksanakan tugasnya merawat pasien virus korona di sebuah unit perawatan intensif rumah sakit di India. Tugasnya kiat berat karena unit perawatan intensif itu tanpa dilengkapi pendingin udara (AC) sama sekali.

Bekerja berjam-jam dalam suhu yang bisa mencapai 40 derajat Celsius seperti yang dialami dokter Nazir bukanlah tugas yang ringan, apalagi saat ini tercatat hampir 100 dokter di India telah meninggal sejak pandemi virus korona dimulai.

"Mengenakan APD seperti itu pada suhu 40 derajat, pastinya sangat sulit. Saya pernah mengalaminya dan hal itu menyebabkan badan kita Anda basah kuyup," kata Wani, seorang dokter di Rumah Sakit Swasta Sharda di Greater Noida di luar New Delhi, India, yang bersimpati atas pengabdian rekan-rekan kerjanya. "Namun, (kami tetap mencoba) melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa para pasien," imbuh dia.

Wani, 29 tahun, pun menceritakan bahwa mengenakan APD rasanya sangat panas dan menyesakkan. "Tetapi kita harus memakainya untuk keselamatan kita sendiri," kata dia sembari bergegas untuk merawat seorang pasien yang berjuang mengatasi kegagalan fungsi paru-paru.

Laporan pandangan itu terjadi saat India pada Jumat (17/7) mencapai sejuta kasus virus korona. Angka kasus ini tertinggi ketiga di dunia dan hingga kini belum ada tanda-tanda kurva infeksi mencapai garis rata karena bermunculan kasus-kasus baru di daerah pedesaan dan lebih dari 25.000 orang telah meninggal secara nasional pada hari itu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top