Pengabdian dan Pengorbanan Dokter di India dalam Hadapi Korona
Tugas Berat - Sejumlah perawat dan dokter yang mengenakan APD sedang menangani pasien Covid-19 di unit gawat darurat RS Sharda di Greater Noida, India, pada Rabu (15/7) lalu. Mengenakan APD yang menyesakkan dan ruangan tanpa dilengkapi AC menyebabkan tugas para staf medis di rumah sakit ini amat berat serta semakin berisiko bagi kesehatan mereka.
Tekanan Mental
Menurut Abhishek Deshwal, yang mengepalai unit perawatan intensif rumah sakit, mengatakan berdinas dalam kondisi panas seperti itu ketika mengenakan APD justru menyebabkan dua kali lipat stres bagi staf medis. "Walau begitu kami berusaha melakukan yang terbaik karena kami tidak punya pilihan lain," ungkap Deshwal.
Akibat besarnya tekanan, beberapa staf medis telah berhenti atau pergi cuti panjang sehingga memaksa pemerintah untuk mempekerjakan mahasiswa kedokteran dan bahkan staf yang sudah pensiun.
Wabah virus korona ini juga mempengaruhi hubungan mereka dengan keluarga, dan beberapa di antaranya mengaku telah terbebani secara mental. Wani, misalnya. Ia belum sempat menemui keluarganya yang tinggal di Kashmir, India, sejak wabah dimulai pada Maret lalu. Bertugas sebagai dokter jaga, ia pun harus siaga penuh selama 24 jam dan 7 hari, sehingga hampir tidak punya waktu untuk bersosialisasi.
Adegan dramatis serta setiap kematian terbayang-bayang dalam benaknya dan itu amat mempengaruhi dalam dirinya. "Pasien yang menderita Covid sering mengigau. Mereka menolak makan, menarik APD yang kami kenakan dan bahkan melakukan kekerasan terhadap kita," ungkap Wani.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya