Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat Dapat Antisipasi HMPV
Pemeriksaan virus HMPV.
Foto: ANTARAJAKARTA – Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) mengimbau kepada warga setempat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) guna mencegah serta mengantisipasi penularan Human metapneumovirus (HMPV).
"Sejauh ini belum ada laporan adanya warga terkonfirmasi HMPV. Namun, kita imbau warga waspada dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), selalu mencuci tangan dan mengenakan masker," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifrendy, ketika dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (10/1).
Menurut dia, virus yang diidentifikasi pertama kali di Belanda, pada 2001 ini, bisa memicu infeksi pernapasan pada manusia dengan gejala penyakit flu biasa, seperti batuk, pilek, demam, serta sakit tenggorokan.
Dia menjelaskan kelompok rentan yang mudah terpapar virus ini adalah anak di bawah lima tahun (balita), orang dewasa berusia 65 tahun ke atas, pasien dengan sistem imun lemah, dan pasien dengan penyakit pernapasan kronis.
"Cara penularan HMPV ini bisa kontak langsung dengan penderita, melalui udara (droplet) dan sentuhan dengan permukaan terkontaminasi," paparnya.
Untuk mengatasi orang yang terkontaminasi HMPV, kata Herwin, pasien harus banyak istirahat, hidrasi dan oksigenasi.
"Bagi yang sudah masuk kategori berat, pengobatan dapat ditambah dengan mengonsumsi obat antivirus," ujarnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menyatakan bahwa perkembangan HMPV saat ini relatif masih aman dan masyarakat agar tetap tenang.
“HMPV ditemukan pada 2001. Jadi, virus ini bukanlah virus baru, tidak seperti Covid-19 yang memang baru pertama kali ditemukan pada 2019," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, di Jakarta, Kamis (9/1).
HMPV merupakan salah satu dari banyak mikroorganisme atau agen penyebab penyakit infeksi saluran napas akut (ISPA), baik pada saluran napas atas maupun bawah, yang ditemukan hampir sepanjang tahun.
Ani menerangkan gejala umum penderita ISPA akibat berbagai virus atau mikroorganisme lain juga sama, antara lain batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas.
Jika terjadi infeksi pada saluran napas bawah, akan menjadi bronkitis, pneumonia atau radang paru. Setidaknya, ada 23 mikroorganisme atau agen penyebab lain yang sering ditemukan pada penderita ISPA, seperti virus influenza tipe A dan tipe B, adenovirus, coronavirus, dan lain-lain.
"Kami mengimbau masyarakat tidak panik, tetapi tetap waspada," katanya.