Penelitian Ungkap Pekerjaan Tertentu Kurangi Risiko Kematian Akibat Alzheimer
Foto: MirrorPara peneliti dalam studi terbaru mengungkapkan bahwa orang-orang yang memiliki pekerjaan tertentu memiliki risiko kematian yang lebih rendah akibat Alzheimer, penyakit yang melemahkan daya ingat. Ternyata profesi yang membutuhkan navigasi yang konstan, seperti pengemudi taksi dan ambulans, mungkin berada pada posisi yang diuntungkan karena sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa para pekerja ini memiliki risiko kematian yang lebih rendah akibat penyakit Alzheimer.
Untuk memahami efek perlindungan dari pekerjaan tertentu terhadap Alzheimer, para peneliti meneliti hampir 9 juta orang dari 443 profesi yang meninggal antara tahun 2020 dan 2022. Dari kelompok penelitian ini, sekitar 3,88% atau 348.000 nyawa hilang karena penyakit Alzheimer. Namun, para peneliti mencatat bahwa hanya 1,03% pengemudi taksi dan 0,74% pengemudi ambulans yang meninggal akibat penyakit ini. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di BMJ.
Salah satu penjelasan yang mungkin untuk temuan ini adalah bahwa pekerjaan seperti mengemudi membutuhkan pemikiran spasial dan navigasi secara real-time. Hal ini dapat menyebabkan perubahan pada otak, terutama di area seperti hippocampus, yang dapat membantu menurunkan risiko penyakit Alzheimer.
Namun, para peneliti mengingatkan bahwa temuan ini berasal dari studi observasional, yang berarti mereka tidak dapat menginterpretasikan hubungan sebab akibat langsung antara pekerjaan tertentu dengan penurunan risiko penyakit Alzheimer atau perubahan neurologis pada hipokampus.
“Kami melihat temuan ini bukan sebagai kesimpulan, tetapi sebagai hipotesis. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyimpulkan secara definitif apakah pekerjaan kognitif spasial yang diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan ini memengaruhi risiko kematian akibat penyakit Alzheimer dan apakah aktivitas kognitif apa pun dapat berpotensi sebagai pencegahan,” tulis para peneliti, dikutip dari Medical Daily, Kamis (19/12).
Tara Spires-Jones, Direktur Centre for Discovery Brain Sciences di University of Edinburgh dan Presiden British Neuroscience Association, meyakini bahwa penelitian ini menambah bukti yang semakin banyak bahwa membangun ketahanan otak dapat membantu mengurangi risiko penyakit Alzheimer. Namun, ia memperingatkan bahwa tidak mungkin untuk menyimpulkan secara pasti dari jenis data ini bahwa pekerjaan-pekerjaan ini melindungi dari Alzheimer.
“Ada kemungkinan bahwa orang yang berisiko lebih tinggi terkena Alzheimer mungkin tidak memilih pekerjaan mengemudi yang membutuhkan daya ingat yang intensif, yang disebut sebagai ‘bias seleksi’,” katanya.
“Selain itu, usia rata-rata saat meninggal untuk pengemudi taksi dan ambulans adalah 64-67 tahun, dibandingkan dengan 74 tahun untuk pekerjaan lain. Karena Alzheimer biasanya berkembang setelah usia 65 tahun, ada kemungkinan para pengemudi ini akan terkena penyakit ini jika mereka hidup lebih lama,” tambahnya.
Redaktur: Rivaldi Dani Rahmadi
Penulis: Rivaldi Dani Rahmadi
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemerintah Konsisten Bangun Nusantara, Peluang Investasi di IKN Terus Dipromosikan
- 2 Kejati Selidiki Korupsi Operasional Gubernur
- 3 Lestari Moerdijat: Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Inklusif Harus Segera Diwujudkan
- 4 Pertamina Siapkan Akses Titik Pangkalan Resmi Pembelian LPG 3 Kg Terdekat
- 5 OIKN: APBN Rp48,8 Triliun Beri Keyakinan Investor
Berita Terkini
- Kuliner Nusantara Mendunia, Restoran Indonesia Kini Ada di Oslo, Norwergia
- Isu Tarif Trump Lemahkan Rupiah
- Berapa Juta Wisman Rata-rata Habiskan Uang Selama di Indonesia pada 2024?
- Masalah Mesin, Pesawat United Airlines 1382 Berhasil Selamatkan Diri
- Menteri Bahlil Minta Masyarakat Bersabar Antre LPG 3 Kg: Mohon Kasih Waktu Sedikit Saja